Kamis, 16 Januari 2014

Makalah Pengukuran Volume Tegakan



I. PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Dalam inventarisasi hutan penaksiran volume tegakan diminimalkan pada salah satu variabel penting. Volume tegakan selalu ditaksir dengan mengukur sejumlah pohon dalam petak ukur sebagai sampel. Parameter pohon yang diukur dalam setiap petak ukur tersebut adalah diameter (setinggi dada), tinggi dan jumlah pohon.  Penaksiran volume pohon dari sampel lapangan dan dari tegakan dilakukan melalui pengukuran dan pohon-pohon seperti diameter pada setinggi dada dan pada ketinggian lainnya dari cabang (pada pohon yang telah ditebang). Tinggi spesies pada ketinggian tertentu dari batang, atau panjang pada sepanjang batang atau cabang-cabang dan tebal kulit.
            Salah satu pengukuran pada pohon adalah pengukuran volume suatu pohon yang merupakan parameter pohon. Volume suatu pohon ini yang mempengaruhi sebuah pohon tersebut untuk perlakuan yang akan dilakukan selanjutnya.  Penaksiran volume didasarkan pada pengukuran-pengukuran karakter-karakter pohon atau tegakan (diameter, tinggi, luas bidang dasar) dan hubungan kuantitatif antara karakter yang diukur tersebut dengan volume yang ditaksir di mana penaksiran kualitas kayu dan penilaian aksesabilitas pada tingkat yang kurang, didasarkan setidak-tidaknya secara bagian pada pendapat perorangan dan karena itu kurang objektif.
            Fungsi-fungsi lengkung bentuk ditaksir melalui analisis regresi dan pada umumnya batang pada ketinggian tertentu terhadap diameter setinggi dada (atau di atas banir) dinyatakan sebagai fungsi tinggi tertentu ini. Dalam spesies atau kelompok spesies yang sama mungkin terdapat perbedaan fungsi-fungsi lengkung menurut kelas-kelas diameternya. Selain fungsi-fungsi lengkung bentuk  telah ditentukan, volume pohon di dalam suatu unit sampling di mana “dbh” dan tinggi batang pokok (atau tinggi yang lain) yang telah diukur sebelumnya dapat dengan  mudah dihitung dengan membagi seluruh batang ke dalam frustum yang sama panjang dan menambahkan volumenya. Volume individu frustum dihitung dengan rumus geometri yang menggunakan diameter yang diberikan oleh tape functioner. Perhitungan yang akan berkepanjangan dan volume tiap pohon sampai bahan merupakan masalah bila tersedia komponen elektronik (Dephutbun, 1998).
Kayu sampai saat ini masih merupakan produk penting dalam kegiatan pengusahaan hutan, karena itu dalam melakukan pendugaan volume pohon, pengukuran dimensi pohon harus dilakukan secara cermat agar dapat diperoleh tafsiran volume pohon yaitu taksiran volume yang mendekati nilai volume yang sebenarnya. Kualitas volume pendugaan volume ini tergantung dari beberapa faktor, diantaranya tingkat akurasi yang diinginkan dan kondisi saat pengukuran dmensi pohon, persamaan volume yang digunakan, dan lain-lain (Irvine, 1995).
            Penaksiran volume pohon-pohon berdiri sangat sering tidak memperhatikan atau memperhitungkan kerusakan di dalam atau di bagian dalam yang tidak nampak dan yang tidak dapat diduga dengan aman dan ditaksir secara tepat dan pengamatan eksternal. Bahkan untuk cacat eksternal penaksir kualitas barangkali tidak disalahkan oleh sebab kesulitan dalam penilaian cacat-cacat pada bagian atas pohon. Ada perubahan yang cepat dan nyata dalam kondisi pemanfaatan hutan tropika campuran (perubahan dalam pasar domestik internasional yakni kualitas yang lebih rendah diterima bila permintaan tinggi, modifikasi dalam fasilitas pengolahan kayu lokal, mekanisasi dan perubahan dalam ukuran dan pelaksanaan unit-unit pembalakan, dan sebagainya). Jadi, spesifikasi volume kayu yang cacat digunakan untuk menaksir volume bersih tak dapat diterapkan dalam satu atau dua tahun sesudahnya, dan perbedaan antara volume bersih dan bahan yang dapat digunakan dapat lebih bertambah (Anonim, 1997).
            Prosedur yang ditunjuk sebagai kategori merupakan ragam lain dari pendekatan volume tegakan, dalam kasus ini, tabel-tabel yang disusun sebelumnya digunakan sebagai halnya terhadap pendekatan tabel volume. Adapun demikian, perlu untuk melakukan pengukuran-pengukuran karakteristik-karakteristik tegakan tertentu seperti luas, bidang dasar, tinggi dan umur. Kemudian volume tegakannya dapat dilihat di dalam tabel yang sudah disusun sebelumnya. Keterbatasan prosedur ini adalah pentingnya mempunyai suatu persamaan yang cocok antara karakteristik-karakteristik tegakan dengan volume. Dan jika tidak tersedia suatu persamaan mungkin lebih baik disiapkan dahulu dengan menggunakan teknik analisis regresi yang telah ada (American Forestry Institude, 1979).

1.2       Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian dari  Volume dan Tegakan ?
2.      Bagaimana Pemahaman Mengenai Volume Tegakan?
3.      Seperti apa Pengukuran Volume Tegakan?



















II. PEMBAHASAN
2.1       Volume dan Tegakan
Volume adalah ukuran tiga dimensi dari suatu benda atau obyek, dinyatakan dalam kubik, yang diperoleh dari hasil perkalian satuan dasar panjang, lebar/tebal serta tinggi. Dengan asumsi bahwa “penampang lintang batang pohon berbentuk lingkaran”, maka :
·         Volume pohon :  hasil perkalian luas bidang dasar dengan panjang/tinggi, kemudian dikoreksi oleh suatu konstanta yang ditetapkan (konstanta tsb. disebut faktor bentuk pohon)
·         Volume pohon berdiri (menurut dimensi tinggi) :
-  Volume total : volume yang dihitung atas dasar tinggi total (sampai puncak) pohon dan ditambah volume cabang dan ranting
- Volume batang : volume yang dihitung atas dasar tinggi total (sampai puncak) pohon tanpa volume cabang dan  ranting
-  Volume kayu tebal : = volume yang dihitung atas dasar tinggi kayu tebal (biasanya sampai diameter 7 cm atau 10 cm untuk jenis-jenis conifer) tanpa volume cabang dan ranting dan merupakan volume kayu pertukangan untuk jenis daun jarum (conifer)
·      Volume bebas cabang : volume yang dihitung atas dasar tinggi bebas cabang tanpa volume cabang dan ranting. Merupakan volume kayu pertukangan untuk jenis daun lebar (hardwood)
Definisi Tegakan adalah kumpulan dari sejumlah pohon atau suatu unit-unit pengelolaan hutan yang cukup homogen, sehingga dapat dibedakan dengan jelas dari tegakan yang ada di sekitarnya. Perbedaan itu disebabkan karena umur, komposisi, struktur atau tempat tumbuh. Dalam hal ini kita kenal adanya tegakan pinus, tegakan jati, tegakan kelas umur satu, dua, dan lain sebagainya. Di dalam suatu wilayah hutan alam, dengan jenis penyusunnya yang beragam dan umur tidak sama tapi masih memberikan kesan umum (general appearance) yang berbeda dengan wilayah atau areal atau kelompok vegetasi lain, yang berbeda di dekatnya, juga merupakan suatu tegakan hutan. Dalam hal ini, tegakan lebih cendrung diartikan sebagai suatu satuan pepohonan hutan.
Dengan demikian, pengukuran volume tegakan berarti pengukuran volume dari pohon-pohon penyusun tegakan, yang sekaligus bermakna pengukuran diameter dan tinggi pohon-pohon penyusun tegakan.

2.2       Konsep Volume Tegakan
Volume pohon adalah ukuran tiga dimensi, yang tergantung dari LBDS atau diameter pangkal, tinggi atau panjang batang dan faktor bentuk batang. Cara penentuan volume pohon batang dibedakan antara cara langsung dan cara tidak langsung. Penentuan volume cara langsung hanya bisa dilakukan untuk kayu dalam bentuk sortimen (log) dengan menggunakan alat yang namanya xylometer, yaitu berupa bak persegi yang diisi air. Sedangkan penentuan volume cara tidak langsung, dilakukan dengan metode grafis atau dengan menggunakan persamaan volume (Dephutbun, 1998).
            Volume total adalah volume yang termasuk dalam batang utama pohon, untuk pohon yang berbentuk tak teratur, sampai permulaan tajuk, untuk pohon-pohon bertajuk kerucut sampai ujung pohon. Volume bersih adalah volume bagian tertentu dari pohon tanpa kulit dan dengan pengurangan untuk bagian-bagian yang cacat atau tak dapat digunakan, pengertiannya harus dikualifikasi sesuai dengan bagian  pohon yang dimaksudkan. Volume kasar adalah volume dan bagian tertentu pohon tanpa kulit atau tanpa memasukkan bagian-bagian yang cacat bila digunakan, pengertiannya harus dikualifikasi dengan suatu kata atau pernyataan yang menyatakan bagian pohon yang dimaksudkan, misalnya volume kasar seluruh pohon. Volume kasar maupun volume lainnya yang menunjuk pada dbh minimum dari pohon yang bersangkutan dan juga pada diameter minimum pada ujung yang kecil dari batang dan cabang-cabang (Anonim, 1997).
            Log kayu bulat dapat dianggap mirip dengan silinder, lebih-lebih kalau panjang relatif terbatas. Taksiran volume dapat dinyatakan baik didalam satuan kubik yang menunjukkan isi seluruhnya dari suatu pohon (atau bagian yang ditentukan), atau dalam terminologi kualitadari produksi akhir yang dapat diolah dari pohon atau bagiannya. Manfaat status taksiran volume produk akhir mempunyai keuntungan sebagai suatu penaksiran langsung dari produk akhir yang diharapkan, dan karena itu memungkinkan evaluasi. Walaupun demikian, tipe unit pengukuran unit ini mempunyai kekurangan yang nyata dalam hal menunjukkan keluaran taksiran dalam terminologi dari satu produk, papan gergajian atau lumber, dan untuk kayu gergajian volume ini tergantung pada jumlah adanya cacat di dalam log, ketrampilan penggergaji, ketebalan gergaji yang dipakai, ketebalan gergaji yang dipakai, ketebalan gergajian dan banyaknya lengkungan didalam balok. Taksiran volume dapat dinyatakan baik didalam satuan kubik yang menunjukkan isi seluruhnya dari suatu pohon (atau bagian yang ditentukan), atau dalam terminologi kualitas dari produksi akhir yang dapat diolah dari pohon atau bagiannya. Manfaat status taksiran volume produk akhir mempunyai keuntungan sebagai suatu penaksiran langsung dari produk akhir yang diharapkan, dan karena itu memungkinkan evaluasi.
Secara alami, volume kayu dapat dibedakan menurut berbagai macam klasifikasi sortimen. Menaksir volume komersial atau yang dapat di jual adalah perlu untuk mengetahui spesifikasi perdagangan untuk spesies atau kelompok spesies tertentu pada waktu inventore dilakukan (misal untuk hasil kayu yang diketahui dan spesifik serta situasi dari pasaran kayu) untuk situasi dari pembalakan dan untuk areal yang diinventore atau untuk areal di sekitarnya dan yang serupa. Menaksir volume yang dapat dijual pada umumnya perlu untuk melengkapi pelaksanaan inventorenya itu sendiri dengan pengukuran di dalam unit-unit pembalakn dari logyang di ambil dan limbahnya agar dapat menentukan rasio dari kayu yang dapat dijual yang diambil dengan volume inventore. Ini benar dalam inventore di hutan tropika campuran yang Belem ada pengalaman eksploitasi dan adanya perubahan-perubahan yang cepat dan nyata dalam pasar dan infrastruktur. Volume komersial adalah hasil inventore yang dapat diberikan hanya bila studi pemanfaatan hasil inventore yang dapat diberikan hanya bila studi pemanfaatan dilaksanakan dengan sempurna. Dalam praktik penentuan volume batang tidak dilakukan dengan menghitung rumus tertentu, melainkan denag menggunakan table. Taksiran volume dapat dinyatakan baik di dalam satuan kubik yang menunjukkan isi seluruhnya dari suatu pohon atau bagian yang ditentukan atau dalam terminology kualita dari produk akhir yang dapat diolah dari pohon atau bagiannya. Satuan board food Amerika Utara adalah satuan volume produk akhir seperi itu (Husch, 1987).
Karena perbedaan diameter pada pangkal dan ujung suatu batang atau log seperti yang diterangkan. Ada beberapa cara untuk menentukan diameter mana yang akan dimasukan ke dalam rumus penaksiran volume itu. Dalam hal ini muncul tiga macam alternatif, sehingga ada tiga macam rumus untuk menaksir volume log. Ketiga rumus tersebut dikenal secara luas yaitu:
a.  Rumus Huber         : V = BtL
b.  Rumus Smalian      : V = ½ (Bp + Bu) L          
c.  Rumus newton       : V = 1/6 (Bp + 4Bt + Bu) L
Keunggulan masing-masing rumus diatas bergantung pada penerapannya untuk bagian mana yang akan di taksir volumenya yaitu bagian pangkal, bagian tengah atau puncak (Wiant, 1988).
Penentuan volume log merupakan penentuan volume pohon yang sudah ditebang. Penentuan volume pohon yang sudah ditebang tersebut sudah cukup sulit, lebih-lebih untuk penaksiran volume pohon yang masih berdiri. Inventarisasi hutan justru lebih banyak berhadapan dengan pohon yangmasih berdiri, bukan phon yang sudah ditebang oleh karena itu kepentingan inventore hutan, mempelajari penaksiran volume pohon yang masih berdiri ini lebih penting dibanding dengan penentuan volume pohon (Allen, 1960).
Pada pohon yang sudah ditebang, penentuan volume juga tidak dapat dilakukan secara langsung, melainkan dengan mengukur variable pembantu, lazimnya diameter dan panjang batang. Pengukuran volume kayu secara langsung hanya dapat dilakukan dengan memasukkan batang kedalam bak air, yang tidak praktis dan memerlukan waktuyang cukup lama. Dalam penaksiran volume phon yang masih berdiri seluruhnya hanya dapat dilakukan dengan pengukuran tidak langsung (Avery dan Burkhart, 1983).
Dalam garis besarnya, penaksiran volume pohon yang masih berdiri dapat dipisahkan menjadi 4 cara. yaitu :
  1. Penaksiran secara okuler
  2. Penaksiran volume dengan persamaan dan tabel volume
  3. Penaksiran volume dengan mengukur diameter batang pada berbagai ketinggian
  4. Penaksiran volume dengan model pohon
(Irvine, 1995).
Dari hasil perhitungan Luas Bidang dasar (LBDS) tiap alat ukur memiliki hasil yang tidak jauh brbeda, hanya berbeda berkisar (0,1-0,5)m. Dan pada saat perhitungan volume pohon atau tegakan hasil LBDS yang digunakan hanya califer atau phiband saja. Hal ini dikarenakan kalau phiband dan califer adalah alat ukur diameter secara langsung tanpa harus dikonversikan lagi. Sedangkan kalau pita ukur hasilnya harus dikonversikan lagi ke K = λ d sehingga datanya kurang begitu akurat.
Sedangkan pada pengukuran tinggi alat yang dipakai adalah clinometer. Hal ini dikarenakan clinometer menggunakan prinsip trigonometri dengan perhitunga Ttot = A-B/100 x jarak. Selain itu kelebihan clinometer juga adalah lebih akurat. Dan hasil yang didapat pada pengukuran volume diperoleh nilai perbedaan angka yang sangat signifikan dan merupakan data yang akurat dan merupakan hasil yang cermat.
Adapun dalam pengukuran volume diperoleh dari data LBDS caliper dan piben dengan tinggi menggunakan clinometer dan faktor koreksi 0,7. Dalam melakukan penaksiran volume tegakan, kita juga harus mengetahui volume mana yang harus diukur untuk dapat menentukan dan menghitung volume pohon berdiri serta volume tegakan dan dapat pula membedakannya. Dimana volume totallah yang digunakan untuk mengukur taksiran volume tegakan. Dimana volume tegakan memiliki arti bahwa volume yang termasuk dalam bagian batang utama pohon untuk pohon berbentuk tak teratur, sampai permukaan tajuk untuk pohon-pohon bertajuk kerucut sampai ujung pohon. Volume kayu pohon memiliki defenisi bahwa pengukuran dilakukan dari volume kayu yang terdapat diseluruh pohon mulai dari volume tunggak (boner pohon) sampai ujung pohon.
Bila suatu pohon yang berdiameter (d) dilihat dengan alat ukur sudut tertentu dengan jarak berbeda-beda atau alat pengukuran sudut tertentu dipakai untuk melihat pohon dengan diameter yang berbeda-beda dari suatu tempat, maka ada 3 kemungkinan yang dapat terjadi yaitu :
·         Semua penampamg lintang pohon berada dalam sudut pandang
·         Sudut pandang persis menyinggung penampang lintang pohon
·         Sebagian penampang pohon berada diluar sudut pandang
2.3       Pengukuran Volume Tegakan
Berdasarkan tingkat kesaksamaan dalam pelaksanaannya, maka pengukuran volume dapat dibedakan atas :
1.      Pengukuran diameter dan tinggi semua pohon
2.      Pengukuran diameter semua pohon, tetapi pengukuran tinggi hanya dilakukan pada sejumlah pohon pewakil
3.      Pengukuran diameter dan tinggi hanya dilakukan secara terbatas pada pohon-pohon pewakil
Jika pengukuran diameter dan tinggi semua pohon diukur, maka volume tegakan setiap pohon dapat dihitung dengan rumus : Vi = bi x ti x f.  Sedangkan untuk volume tegakan adalah jumlah dari volume semua pohon penyusun tegakan dapat dihitung dengan rumus : V =.
Selain melalui perhitungan, penetapan volume pohon dapat pula ditetapkan dengan menggunakan Tabel Volume atau Tarif Volume. Tabel volume adalah table yang memuat hubungan antara volume dengan diameter dan tinggi. Sedang Tarif Volume atau biasa juga disebut Tabel Volume Lokal adalah tabel yang menggambarkan hubungan antara Volume dan Diameter Pohon. Untuk kondisi dimana pengukuran diameter dan tinggi hanya dilakukan secara terbatas pada pohon-pohon pewakil, maka perhitungan volume tegakan dilakukan dengan  tahapan-tahapan sebagai berikut :
a.       Perhitungan tinggi rata-rata untuk setiap kelas diameter
b.      Perhitungan volume untuk setiap kelas diameter dengan rumus :
Vk = nk X bk X tk X f
c.       Perhitungan volume tegakan dengan rumus :
V =
Dimana :          Vk = Volume pohon-pohon untuk kelas diameter tertentu
bk  = Jumlah luas bidang dasar pohon-pohon untuk kelas diameter tertentu
tk  = Tinggi rata-rata dari pohon-pohon untuk kelas diameter tertentu
f = Angka bentuk pohon, yang dalam hal ini biasanya digunakan angka bentuk rata-rata, tetapi tidak jarang pula dipakai angka bentuk yang berbeda untuk masing-masing kelas diameter, jika informasi tentang hal ini tersedia.
Selanjutnya, pada kondisi dimana pengukuran diameter dan tinggi hanya dilakukan secara terbatas pada pohon-pohon pewakil, penaksiran volume tegakan dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung volume pohon-pohon pewakil. Pengukuran pohon-pohon pewakil. Jika luas seluruh tegakan adalah A, luas areal dimana pohon-pohon pewakil adalah a dan volume pohon-pohon pewakil adalah v, maka keseluruhan pohon dalam tegakan (V) dapat ditaksir dengan rumus :
        A
V =      x v
        a 
ini biasanya dilakukan pada sejumlah satuan contoh, sehingga dapat dihitung nilai volume untuk masing-masing satuan contoh.


2.4       Bentuk dan Luas Satuan Contoh
Satuan-satuan pengukuran contoh yang digunakan dalam pengukuran atau tepatnya penaksiran volume tegakan dapat berupa :
1.      Petak Ukur, yang menurut bentuknya dibedakan atas :
2.      Jalur Ukur
3.      Jalur berpetak, yang merupakan kombinasi antara petak ukur dan jalur ukur dimana jalur ukur tidak diamati secara keseluruhan tetapi didalamnya dibuat petak-petak ukur dan pohon-pohon dalam petak inilah yang diukur untuk menjadi dasar penaksiran volume tegakan secara keseluruhan.



















III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1              Kesimpulan
Karakteristik pohon yang digunakan untuk mengukur dan menghitung volume pohon dan tegakan adalah diameter dan tinggi pohon. Dan untuk tingkat kesaksamaannya pengukuran volume dapat dibedakan atas pengukuran diameter dan tinggi semua pohon, dimana jika pengukuran diameter dan tinggi semua pohon diukur, maka volume setiap pohon dan volume tegakan adalah jumlah dari volume semua pohon penyusun tegakan. Kemudian ada juga pengukuran diameter dan tinggi pohon dilakukan dengan sebatas pohon-pohon pewakil saja, hal ini agar dapat mengefisienkan waktu. Dan terakhir ada pengukuran diameter pohon, tetapi untuk pengukuran tinggi pohonnya dilakukan dengan pohon-pohon pewakil juga dengan alasan agar dapat mengefisienkn waktu. Dalam pembahasan volume tegakan pasti ada pula keterkaitannya dengan volume pohon dan dimana semakin besar diameter maka LBDS juga semakin besar, selanjutnya volume pohon pun akan bertambah. Sehingga menciptakan kualitas tegakan yang sangat bagus dan bernilai ekonomis tinggi.

3.2              Saran
Diharapkan dapat menjadi acuan dalam pembelajaran mata kuliah Inventarisasi Hutan.








DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1997. Manual Kehutanan. Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta

Husch,B. 1987. Perencanaan Inventarisasi Hutan. UI Press. Jakarta
Diakses pada tanggal 01 Maret 2013

 http://forestmaknyus.blogspot.com/2011/02/cara-penyajian-volume-dalam-tegakan.html
Diakses pada tanggal 01 Maret 2013










6 komentar:

  1. terimakasih infonya, sangat bermanfaat :P mampir juga ke blog saya ya http://khumairohgoffini.blogspot.com/ makasih salam kenal rimabawan :)

    BalasHapus
  2. iya, sama2... semoga bermanfaat. salam kenal yah ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk menghitung volume tegakan jumlah dari volume semua pohon penyusun tegakan, rumusnya gmana ya

      Hapus
  3. Sangat-sangat bermanfaat. Terima kasih telah berbagi ilmunya. Salam kenal rimbawan 😁

    BalasHapus
  4. untuk menghitung volume tegakan jumlah dari volume semua pohon penyusun tegakan, rumusnya gmana ya

    BalasHapus