I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam inventarisasi hutan penaksiran
volume tegakan diminimalkan pada salah satu variabel penting. Volume tegakan
selalu ditaksir dengan mengukur sejumlah pohon dalam petak ukur sebagai sampel.
Parameter pohon yang diukur dalam setiap petak ukur tersebut adalah diameter
(setinggi dada), tinggi dan jumlah pohon.
Penaksiran volume pohon dari sampel lapangan dan dari tegakan dilakukan
melalui pengukuran dan pohon-pohon seperti diameter pada setinggi dada dan pada
ketinggian lainnya dari cabang (pada pohon yang telah ditebang). Tinggi spesies
pada ketinggian tertentu dari batang, atau panjang pada sepanjang batang atau
cabang-cabang dan tebal kulit.
Salah satu pengukuran pada pohon adalah pengukuran volume suatu pohon yang
merupakan parameter pohon. Volume suatu pohon ini yang mempengaruhi sebuah
pohon tersebut untuk perlakuan yang akan dilakukan selanjutnya. Penaksiran volume didasarkan pada
pengukuran-pengukuran karakter-karakter pohon atau tegakan (diameter, tinggi,
luas bidang dasar) dan hubungan kuantitatif antara karakter yang diukur
tersebut dengan volume yang ditaksir di mana penaksiran kualitas kayu dan
penilaian aksesabilitas pada tingkat yang kurang, didasarkan setidak-tidaknya
secara bagian pada pendapat perorangan dan karena itu kurang objektif.
Fungsi-fungsi lengkung bentuk ditaksir melalui analisis regresi dan pada
umumnya batang pada ketinggian tertentu terhadap diameter setinggi dada (atau
di atas banir) dinyatakan sebagai fungsi tinggi tertentu ini. Dalam spesies
atau kelompok spesies yang sama mungkin terdapat perbedaan fungsi-fungsi
lengkung menurut kelas-kelas diameternya. Selain fungsi-fungsi lengkung
bentuk telah ditentukan, volume pohon di dalam suatu unit sampling di mana
“dbh” dan tinggi batang pokok (atau tinggi yang lain) yang telah diukur
sebelumnya dapat dengan mudah dihitung dengan membagi seluruh batang ke
dalam frustum yang sama panjang dan menambahkan volumenya. Volume individu
frustum dihitung dengan rumus geometri yang menggunakan diameter yang diberikan
oleh tape functioner. Perhitungan yang akan berkepanjangan dan volume tiap
pohon sampai bahan merupakan masalah bila tersedia komponen elektronik
(Dephutbun, 1998).
Kayu sampai saat ini masih merupakan
produk penting dalam kegiatan pengusahaan hutan, karena itu dalam melakukan
pendugaan volume pohon, pengukuran dimensi pohon harus dilakukan secara cermat
agar dapat diperoleh tafsiran volume pohon yaitu taksiran volume yang mendekati
nilai volume yang sebenarnya. Kualitas volume pendugaan volume ini tergantung
dari beberapa faktor, diantaranya tingkat akurasi yang diinginkan dan kondisi
saat pengukuran dmensi pohon, persamaan volume yang digunakan, dan lain-lain
(Irvine, 1995).
Penaksiran volume pohon-pohon berdiri sangat sering tidak memperhatikan atau
memperhitungkan kerusakan di dalam atau di bagian dalam yang tidak nampak dan
yang tidak dapat diduga dengan aman dan ditaksir secara tepat dan pengamatan
eksternal. Bahkan untuk cacat eksternal penaksir kualitas barangkali tidak
disalahkan oleh sebab kesulitan dalam penilaian cacat-cacat pada bagian atas
pohon. Ada perubahan yang cepat dan nyata dalam kondisi pemanfaatan hutan
tropika campuran (perubahan dalam pasar domestik internasional yakni kualitas yang
lebih rendah diterima bila permintaan tinggi, modifikasi dalam fasilitas
pengolahan kayu lokal, mekanisasi dan perubahan dalam ukuran dan pelaksanaan
unit-unit pembalakan, dan sebagainya). Jadi, spesifikasi volume kayu yang cacat
digunakan untuk menaksir volume bersih tak dapat diterapkan dalam satu atau dua
tahun sesudahnya, dan perbedaan antara volume bersih dan bahan yang dapat
digunakan dapat lebih bertambah (Anonim, 1997).
Prosedur yang ditunjuk sebagai kategori merupakan ragam lain dari pendekatan
volume tegakan, dalam kasus ini, tabel-tabel yang disusun sebelumnya digunakan
sebagai halnya terhadap pendekatan tabel volume. Adapun demikian, perlu untuk
melakukan pengukuran-pengukuran karakteristik-karakteristik tegakan tertentu
seperti luas, bidang dasar, tinggi dan umur. Kemudian volume tegakannya dapat
dilihat di dalam tabel yang sudah disusun sebelumnya. Keterbatasan prosedur ini
adalah pentingnya mempunyai suatu persamaan yang cocok antara
karakteristik-karakteristik tegakan dengan volume. Dan jika tidak tersedia
suatu persamaan mungkin lebih baik disiapkan dahulu dengan menggunakan teknik
analisis regresi yang telah ada (American Forestry Institude, 1979).
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa Pengertian dari Volume dan Tegakan ?
2.
Bagaimana Pemahaman Mengenai
Volume Tegakan?
3.
Seperti apa Pengukuran Volume
Tegakan?
II. PEMBAHASAN
2.1 Volume dan Tegakan
Volume adalah ukuran tiga dimensi
dari suatu benda atau obyek, dinyatakan dalam kubik, yang diperoleh dari hasil
perkalian satuan dasar panjang, lebar/tebal serta tinggi. Dengan asumsi bahwa “penampang
lintang batang pohon berbentuk lingkaran”, maka :
·
Volume pohon : hasil perkalian luas bidang dasar dengan panjang/tinggi,
kemudian dikoreksi oleh suatu konstanta yang ditetapkan (konstanta tsb. disebut
faktor bentuk pohon)
·
Volume pohon berdiri
(menurut dimensi tinggi) :
- Volume
total : volume yang dihitung atas dasar tinggi total (sampai puncak) pohon dan
ditambah volume cabang dan ranting
- Volume batang : volume yang
dihitung atas dasar tinggi total (sampai puncak) pohon tanpa volume cabang dan ranting
- Volume kayu
tebal : = volume yang dihitung atas dasar tinggi kayu tebal (biasanya sampai
diameter 7 cm atau 10 cm untuk jenis-jenis conifer) tanpa volume cabang
dan ranting dan merupakan volume kayu pertukangan untuk jenis daun jarum (conifer)
· Volume bebas cabang : volume yang dihitung atas
dasar tinggi bebas cabang tanpa volume cabang dan ranting. Merupakan
volume kayu pertukangan untuk jenis daun lebar (hardwood)
Definisi Tegakan adalah kumpulan
dari sejumlah pohon atau suatu unit-unit pengelolaan hutan yang cukup homogen,
sehingga dapat dibedakan dengan jelas dari tegakan yang ada di sekitarnya.
Perbedaan itu disebabkan karena umur, komposisi, struktur atau tempat tumbuh.
Dalam hal ini kita kenal adanya tegakan pinus, tegakan jati, tegakan kelas umur
satu, dua, dan lain sebagainya. Di dalam suatu wilayah hutan alam, dengan jenis
penyusunnya yang beragam dan umur tidak sama tapi masih memberikan kesan umum (general
appearance) yang berbeda dengan wilayah atau areal atau kelompok vegetasi
lain, yang berbeda di dekatnya, juga merupakan suatu tegakan hutan. Dalam hal
ini, tegakan lebih cendrung diartikan sebagai suatu satuan pepohonan hutan.
Dengan demikian,
pengukuran volume tegakan berarti pengukuran volume dari pohon-pohon penyusun
tegakan, yang sekaligus bermakna pengukuran diameter dan tinggi pohon-pohon
penyusun tegakan.
2.2 Konsep Volume Tegakan
Volume pohon adalah ukuran tiga
dimensi, yang tergantung dari LBDS atau diameter pangkal, tinggi atau panjang
batang dan faktor bentuk batang. Cara penentuan volume pohon batang dibedakan
antara cara langsung dan cara tidak langsung. Penentuan volume cara langsung
hanya bisa dilakukan untuk kayu dalam bentuk sortimen (log) dengan menggunakan
alat yang namanya xylometer, yaitu berupa bak persegi yang diisi air. Sedangkan
penentuan volume cara tidak langsung, dilakukan dengan metode grafis atau
dengan menggunakan persamaan volume (Dephutbun, 1998).
Volume total adalah volume yang termasuk dalam batang utama pohon, untuk pohon
yang berbentuk tak teratur, sampai permulaan tajuk, untuk pohon-pohon bertajuk
kerucut sampai ujung pohon. Volume bersih adalah volume bagian tertentu dari
pohon tanpa kulit dan dengan pengurangan untuk bagian-bagian yang cacat atau
tak dapat digunakan, pengertiannya harus dikualifikasi sesuai dengan
bagian pohon yang dimaksudkan. Volume kasar adalah volume dan bagian
tertentu pohon tanpa kulit atau tanpa memasukkan bagian-bagian yang cacat bila
digunakan, pengertiannya harus dikualifikasi dengan suatu kata atau pernyataan
yang menyatakan bagian pohon yang dimaksudkan, misalnya volume kasar seluruh
pohon. Volume kasar maupun volume lainnya yang menunjuk pada dbh minimum dari
pohon yang bersangkutan dan juga pada diameter minimum pada ujung yang kecil
dari batang dan cabang-cabang (Anonim, 1997).
Log kayu bulat
dapat dianggap mirip dengan silinder, lebih-lebih kalau panjang relatif
terbatas. Taksiran volume dapat dinyatakan baik didalam satuan kubik yang
menunjukkan isi seluruhnya dari suatu pohon (atau bagian yang ditentukan), atau
dalam terminologi kualitadari produksi akhir yang dapat diolah dari pohon atau
bagiannya. Manfaat status taksiran volume produk akhir mempunyai keuntungan
sebagai suatu penaksiran langsung dari produk akhir yang diharapkan, dan karena
itu memungkinkan evaluasi. Walaupun demikian, tipe unit pengukuran unit ini
mempunyai kekurangan yang nyata dalam hal menunjukkan keluaran taksiran dalam
terminologi dari satu produk, papan gergajian atau lumber, dan untuk kayu
gergajian volume ini tergantung pada jumlah adanya cacat di dalam log, ketrampilan
penggergaji, ketebalan gergaji yang dipakai, ketebalan gergaji yang dipakai,
ketebalan gergajian dan banyaknya lengkungan didalam balok. Taksiran volume
dapat dinyatakan baik didalam satuan kubik yang menunjukkan isi seluruhnya dari
suatu pohon (atau bagian yang ditentukan), atau dalam terminologi kualitas dari
produksi akhir yang dapat diolah dari pohon atau bagiannya. Manfaat status
taksiran volume produk akhir mempunyai keuntungan sebagai suatu penaksiran
langsung dari produk akhir yang diharapkan, dan karena itu memungkinkan
evaluasi.
Secara alami, volume kayu dapat
dibedakan menurut berbagai macam klasifikasi sortimen. Menaksir volume
komersial atau yang dapat di jual adalah perlu untuk mengetahui spesifikasi
perdagangan untuk spesies atau kelompok spesies tertentu pada waktu inventore
dilakukan (misal untuk hasil kayu yang diketahui dan spesifik serta situasi
dari pasaran kayu) untuk situasi dari pembalakan dan untuk areal yang
diinventore atau untuk areal di sekitarnya dan yang serupa. Menaksir volume
yang dapat dijual pada umumnya perlu untuk melengkapi pelaksanaan inventorenya
itu sendiri dengan pengukuran di dalam unit-unit pembalakn dari logyang di
ambil dan limbahnya agar dapat menentukan rasio dari kayu yang dapat dijual
yang diambil dengan volume inventore. Ini benar dalam inventore di hutan
tropika campuran yang Belem ada pengalaman eksploitasi dan adanya
perubahan-perubahan yang cepat dan nyata dalam pasar dan infrastruktur. Volume
komersial adalah hasil inventore yang dapat diberikan hanya bila studi
pemanfaatan hasil inventore yang dapat diberikan hanya bila studi pemanfaatan
dilaksanakan dengan sempurna. Dalam praktik penentuan volume batang tidak dilakukan dengan
menghitung rumus tertentu, melainkan denag menggunakan table. Taksiran volume
dapat dinyatakan baik di dalam satuan kubik yang menunjukkan isi seluruhnya
dari suatu pohon atau bagian yang ditentukan atau dalam terminology kualita
dari produk akhir yang dapat diolah dari pohon atau bagiannya. Satuan board
food Amerika Utara adalah satuan volume produk akhir seperi itu (Husch,
1987).
Karena perbedaan diameter pada pangkal
dan ujung suatu batang atau log seperti yang diterangkan. Ada beberapa cara
untuk menentukan diameter mana yang akan dimasukan ke dalam rumus penaksiran
volume itu. Dalam hal ini muncul tiga macam alternatif, sehingga ada tiga macam
rumus untuk menaksir volume log. Ketiga rumus tersebut dikenal secara luas
yaitu:
a. Rumus Huber : V = BtL
b. Rumus Smalian : V = ½ (Bp + Bu)
L
c. Rumus newton :
V = 1/6 (Bp + 4Bt + Bu) L
Keunggulan
masing-masing rumus diatas bergantung pada penerapannya untuk bagian mana yang
akan di taksir volumenya yaitu bagian pangkal, bagian tengah atau puncak
(Wiant, 1988).
Penentuan volume log merupakan penentuan volume pohon yang
sudah ditebang. Penentuan volume pohon yang sudah ditebang tersebut sudah cukup
sulit, lebih-lebih untuk penaksiran volume pohon yang masih berdiri.
Inventarisasi hutan justru lebih banyak berhadapan dengan pohon yangmasih
berdiri, bukan phon yang sudah ditebang oleh karena itu kepentingan inventore
hutan, mempelajari penaksiran volume pohon yang masih berdiri ini lebih penting
dibanding dengan penentuan volume pohon (Allen, 1960).
Pada pohon yang sudah ditebang, penentuan volume juga tidak
dapat dilakukan secara langsung, melainkan dengan mengukur variable pembantu,
lazimnya diameter dan panjang batang. Pengukuran volume kayu secara langsung
hanya dapat dilakukan dengan memasukkan batang kedalam bak air, yang tidak
praktis dan memerlukan waktuyang cukup lama. Dalam penaksiran volume phon yang
masih berdiri seluruhnya hanya dapat dilakukan dengan pengukuran tidak langsung
(Avery dan Burkhart, 1983).
Dalam garis besarnya, penaksiran volume pohon yang masih
berdiri dapat dipisahkan menjadi 4 cara. yaitu :
- Penaksiran secara okuler
- Penaksiran volume dengan persamaan dan tabel volume
- Penaksiran volume dengan mengukur diameter batang pada berbagai ketinggian
- Penaksiran volume dengan model pohon
(Irvine, 1995).
Dari hasil perhitungan Luas Bidang dasar (LBDS) tiap alat
ukur memiliki hasil yang tidak jauh brbeda, hanya berbeda berkisar (0,1-0,5)m.
Dan pada saat perhitungan volume pohon atau tegakan hasil LBDS yang digunakan
hanya califer atau phiband saja. Hal ini dikarenakan kalau phiband dan
califer adalah alat ukur diameter secara langsung tanpa harus dikonversikan
lagi. Sedangkan kalau pita ukur hasilnya harus dikonversikan lagi ke K = λ d sehingga
datanya kurang begitu akurat.
Sedangkan pada pengukuran tinggi alat
yang dipakai adalah clinometer. Hal ini dikarenakan clinometer menggunakan
prinsip trigonometri dengan perhitunga Ttot = A-B/100 x jarak. Selain itu
kelebihan clinometer juga adalah lebih akurat. Dan hasil yang didapat pada
pengukuran volume diperoleh nilai perbedaan angka yang sangat signifikan dan
merupakan data yang akurat dan merupakan hasil yang cermat.
Adapun dalam pengukuran volume
diperoleh dari data LBDS caliper dan piben dengan tinggi menggunakan clinometer
dan faktor koreksi 0,7.
Dalam melakukan
penaksiran volume tegakan, kita juga harus mengetahui volume mana yang harus
diukur untuk dapat menentukan dan menghitung volume pohon berdiri serta volume
tegakan dan dapat pula membedakannya. Dimana volume totallah yang digunakan
untuk mengukur taksiran volume tegakan. Dimana volume tegakan memiliki arti
bahwa volume yang termasuk dalam bagian batang utama pohon untuk pohon
berbentuk tak teratur, sampai permukaan tajuk untuk pohon-pohon bertajuk
kerucut sampai ujung pohon. Volume kayu pohon memiliki defenisi bahwa
pengukuran dilakukan dari volume kayu yang terdapat diseluruh pohon mulai dari
volume tunggak (boner pohon) sampai ujung pohon.
Bila suatu pohon yang berdiameter (d)
dilihat dengan alat ukur sudut tertentu dengan jarak berbeda-beda atau alat
pengukuran sudut tertentu dipakai untuk melihat pohon dengan diameter yang
berbeda-beda dari suatu tempat, maka ada 3 kemungkinan yang dapat terjadi yaitu
:
·
Semua penampamg lintang pohon berada
dalam sudut pandang
·
Sudut pandang persis menyinggung penampang lintang pohon
·
Sebagian penampang pohon berada diluar
sudut pandang
2.3 Pengukuran
Volume Tegakan
Berdasarkan tingkat kesaksamaan dalam pelaksanaannya, maka
pengukuran volume dapat dibedakan atas :
1. Pengukuran diameter dan tinggi semua
pohon
2. Pengukuran diameter semua pohon,
tetapi pengukuran tinggi hanya dilakukan pada sejumlah pohon pewakil
3. Pengukuran diameter dan tinggi hanya
dilakukan secara terbatas pada pohon-pohon pewakil
Jika pengukuran diameter dan tinggi semua pohon diukur, maka
volume tegakan setiap pohon dapat dihitung dengan rumus : Vi = bi
x ti x f. Sedangkan untuk
volume tegakan adalah jumlah dari volume semua pohon penyusun tegakan dapat
dihitung dengan rumus : V =
.

Selain melalui perhitungan, penetapan volume pohon dapat
pula ditetapkan dengan menggunakan Tabel Volume atau Tarif Volume. Tabel volume
adalah table yang memuat hubungan antara volume dengan diameter dan tinggi.
Sedang Tarif Volume atau biasa juga disebut Tabel Volume Lokal adalah tabel
yang menggambarkan hubungan antara Volume dan Diameter Pohon. Untuk kondisi dimana
pengukuran diameter dan tinggi hanya dilakukan secara terbatas pada pohon-pohon
pewakil, maka perhitungan volume tegakan dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Perhitungan tinggi rata-rata untuk
setiap kelas diameter
b. Perhitungan volume untuk setiap
kelas diameter dengan rumus :
Vk = nk X
bk X tk X f
c. Perhitungan volume tegakan dengan
rumus :
V = 

Dimana : Vk = Volume pohon-pohon untuk kelas diameter
tertentu
bk =
Jumlah luas bidang dasar pohon-pohon untuk kelas diameter tertentu
tk = Tinggi rata-rata dari pohon-pohon
untuk kelas diameter tertentu
f
= Angka bentuk pohon, yang dalam hal ini biasanya digunakan angka bentuk
rata-rata, tetapi tidak jarang pula dipakai angka bentuk yang berbeda untuk
masing-masing kelas diameter, jika informasi tentang hal ini tersedia.
Selanjutnya, pada kondisi dimana pengukuran diameter dan
tinggi hanya dilakukan secara terbatas pada pohon-pohon pewakil, penaksiran
volume tegakan dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung volume pohon-pohon
pewakil. Pengukuran pohon-pohon pewakil. Jika luas seluruh tegakan adalah A,
luas areal dimana pohon-pohon pewakil adalah a dan volume pohon-pohon pewakil
adalah v, maka keseluruhan pohon dalam tegakan (V) dapat ditaksir dengan rumus
:
A

a
ini
biasanya dilakukan pada sejumlah satuan contoh, sehingga dapat dihitung nilai
volume untuk masing-masing satuan contoh.
2.4 Bentuk
dan Luas Satuan Contoh
Satuan-satuan pengukuran contoh yang digunakan dalam
pengukuran atau tepatnya penaksiran volume tegakan dapat berupa :
1. Petak Ukur, yang menurut bentuknya
dibedakan atas :
2. Jalur Ukur
3. Jalur berpetak, yang merupakan
kombinasi antara petak ukur dan jalur ukur dimana jalur ukur tidak diamati
secara keseluruhan tetapi didalamnya dibuat petak-petak ukur dan pohon-pohon
dalam petak inilah yang diukur untuk menjadi dasar penaksiran volume tegakan
secara keseluruhan.
III.
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Karakteristik pohon yang digunakan untuk mengukur dan
menghitung volume pohon dan tegakan adalah diameter dan tinggi pohon. Dan untuk
tingkat kesaksamaannya pengukuran volume dapat dibedakan atas pengukuran
diameter dan tinggi semua pohon, dimana jika pengukuran diameter dan tinggi
semua pohon diukur, maka volume setiap pohon dan volume tegakan adalah jumlah
dari volume semua pohon penyusun tegakan. Kemudian ada juga pengukuran diameter
dan tinggi pohon dilakukan dengan sebatas pohon-pohon pewakil saja, hal ini
agar dapat mengefisienkan waktu. Dan terakhir ada pengukuran diameter pohon,
tetapi untuk pengukuran tinggi pohonnya dilakukan dengan pohon-pohon pewakil
juga dengan alasan agar dapat mengefisienkn waktu. Dalam pembahasan volume
tegakan pasti ada pula keterkaitannya dengan volume pohon dan dimana semakin
besar diameter maka LBDS juga semakin besar, selanjutnya volume pohon pun akan
bertambah. Sehingga menciptakan kualitas tegakan yang sangat bagus dan bernilai
ekonomis tinggi.
3.2
Saran
Diharapkan dapat menjadi acuan dalam pembelajaran mata
kuliah Inventarisasi Hutan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1997. Manual Kehutanan.
Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta
Husch,B.
1987. Perencanaan Inventarisasi Hutan. UI Press. Jakarta
Diakses
pada tanggal 01 Maret 2013
http://forestmaknyus.blogspot.com/2011/02/cara-penyajian-volume-dalam-tegakan.html
Diakses pada tanggal 01 Maret 2013
terimakasih infonya, sangat bermanfaat :P mampir juga ke blog saya ya http://khumairohgoffini.blogspot.com/ makasih salam kenal rimabawan :)
BalasHapusiya, sama2... semoga bermanfaat. salam kenal yah ^^
BalasHapusuntuk menghitung volume tegakan jumlah dari volume semua pohon penyusun tegakan, rumusnya gmana ya
HapusTerima kasih.
BalasHapusSangat-sangat bermanfaat. Terima kasih telah berbagi ilmunya. Salam kenal rimbawan 😁
BalasHapusuntuk menghitung volume tegakan jumlah dari volume semua pohon penyusun tegakan, rumusnya gmana ya
BalasHapus