BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembentuk
protein, protein dibentuk oleh asam amino. Bersifat amfoter: dapat bersifat
asam maupun basa (ion zwitter). Ada beberapa kegunaan protein dalam tubuh
yaitu: sebagai koponene pembuat jaringan baru atau memperbaiki jaringan yang
baru dan sebagai komponen penting dalam kontrol genetika.
Penggolongan
asam amino: Asam amino essensialà tidak dapat
dibentuk dalam tubuh manusia. Contoh: fenil alanin, valin, leusin, isoleusin,
metionin, treonin, triptofan, lisis, histidin, dan arganin. Asam amino
non-essensialà
dapat dibentuk dalam tubuh manusia. Contoh: asam glutamat, asam aspartat,
alanin, glisin, dan tirosin.
Lemak
merupakan ester dari asam lemak dan gliserol. Jenis asam lemak itu ada asam
lemak jenuh dan tak jenuh. Asam lemak jenuh: mengandung ikatan tunggal, pada
lemak. Contoh asam palmitat (C15H31-COOH). Sedangkan asam
lemak tak jenuh: mengandung ikatan rangkap, pada minyak. Contoh asam oleat dan
asam linoleat (C17H33-COOH). Hasil hidrolisis dari
lemakyaitu gliserol dan asam karboksilat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
Pengertian pH dan rumus mencari pH dalam suatu senyawa
2. Menjelaskan
yang dimaksud dengan Protein, Asam amino, Lemak dan Asam Lemak
3. Apa
saja manfaatnya bagi makhluk hidup
C. Tujuan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah berusaha untuk mencari jawaban dari permasalahan.
Atas dasar itu maka tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui apa itu pH, Protein, Asam Amino, Lemak dan Asam Lemak
2. Untuk
mengetahui Rumus mencari pH dalam suatu senyawa
3. Untuk
mengetahui manfaatnya bagi makhluk hidup
D. Manfaat
Manfaat yang akan segera kita
dapatkan dari pengenalan pH, Protein, Asam Amino, Lemak dan Asam Lemak yaitu
untuk lebih mengkaji dan memahami lebih dalam dari hal-hal atau seluk-beluk
masalah alam yang terkandung banyak zat-zat kimia dan sedikit pengaruh
biologisnya. Selain itu juga, agar memudahkan bagi kita untuk melakukan
penelitian langsung.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Tingkat Keasaman Larutan (pH)
pH
adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan
yang dimiliki oleh suatu larutan.
Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen
(H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental,
sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala
absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya
ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna
singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan
bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp (pangkat), yang
lainnya merujuk kata bahasa Jerman
Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential.
Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen
bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti “Logaritma Negatif”.
Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C
ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut
bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan
bersifat basa atau alkali.
Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau
industri pengolahan kimia seperti Kimia, Biologi,
Kedokteran, Pertanian,
Ilmu Pangan, Rekayasa
(keteknikan), dan Oseanografi.
Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun
dalam frekuensi yang lebih rendah.
Pengukuran nilai pH yang sangat rendah, misalnya pada air
tambang yang sangat asam, memerlukan prosedure khusus. Kalibrasi elektroda pada
kasus ini dapat digunakan menggunakan larutan standar asam sulfat pekat yang
nilai pH-nya dihitung menggunakan parameter Pitzer untuk menghitung koefisien
aktivitas.
pH merupakan salah satu contoh fungsi keasaman. Konsentrasi ion hidrogen dapat diukur dalam larutan
non-akuatik, namun perhitungannya akan menggunakan fungsi keasaman yang
berbeda. pH superasam
biasanya dihitung menggunakan fungsi keasaman Hammett, H0.
Umumnya indikator asam-basa
sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila
keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah.Selain menggunakan kertas lakmus,
indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdasarkan
prinsip elektrolit
/ konduktivitas
suatu larutan.
Salah satu caranya adalah dengan mentitrasi larutan asam
kuat yang konsentrasinya diketahui dengan larutan alkali kuat yang
konsentrasinya juga diketahui pada keberadaan konsentrasi elektrolit latar yang
relatif tinggi. Oleh karena konsentrasi asam dan alkali diketahui, adalah mudah
untuk menghitung ion hidrogen sehingga potensial yang terukur dapat
dikorelasikan dengan kosentrasi ion. Kalibrasi ini biasanya dilakukan
menggunakan plot Gran.[10] Kalibrasi ini akan menghasilkan nilai potensial elektroda
standar, E0, dan faktor gradien, f, sehingga persamaan
Nerstnya berbentuk.
Rumus Menghitung pH
pH =
-Log [H+]
Jika [H+] =
1
10-n, maka pH = n
Jika [H+] =
x
10-n, maka pH = n – Log x
Sebaliknya, jika pH = n, maka [H+] = 10-n
B. Protein
Sebutan
protein pertama kali digunakan pada Tahun 1838. Kata protein berasal dari
Yunani, proteios yang berarti
pertama. Protein merupakan komponen utama dalam sel hidup dan memegang peranan
penting dalam proses kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, protein terdapat
dalam telur, kacang-kacangan, rambut, kulit, wol, darah, dan lain-lain.
Molekul
protein mengandung karbon, hidrogen, dan nitrogen,. Banyak juga protein yang
mengandung belerang dan fosfor serta beberapa mengandung besi, mangan, tembaga
dan iodin. Molekul protein sangat besar, massa molekul relatifnya sebesar
10.000 sampai beberapa juta sma (Satuan Massa Atom).
Jika
protein dalam air dididihkan dalam suasana asam atau basa encer atau
menggunakan katalis enzim tertentu dalam pencernaan, maka molekul-molekul
protein dihidrolisis menjadi asam-asam amino. Oleh karena itu, protein
merupakan bentuk polimer dari asam amino.
Protein
merupakan polimer alam, biomolekul yang membentuk lebih kurang 15% tubuh kita.
Jaring laba-laba dibentuk oleh protein fibrous, jenis protein yang mempunyai
keutuhan struktur dan kekuatan luar biasa. Protein fibrous merupakan komponen
utama dari jaringan otot, rambut dan tulang.
Sifat-sifat Protein:
· Amfoter,
mempunyai gugus –COOH (asam) dan –NH2 (basa).
· Dapat
terhidrolisis
· Dapat
digumpalkan, jika gumpalan tersebut tidak kembali larut dinamakan denaturasi
protein.
Penggolongan
Protein:
· Berdasarkan
ikatan peptida:
a. Protein
Dipeptida àjumlah
monomernya =2 dan ikatan peptida = 1
b. Protein
Tripeptida àjumlah
monomernya =3 dan ikatan peptida =2
c. Protein
Polipeptida àjumlah
monomernya >3 dan ikatan peptida >2
· Berdasarkan
hasil hidrolisis:
a. Protein
Sederhana à
hasil hidrolisisnya hanya membentuk asam
amino.
b. Protein
Majemuk à
hasil hidrolisisnya membentuk asam
amino dan senyawa lain selain asam
amino.
· Berdasarkan
fungsi:
Protein
|
Fungsi
|
Contoh
|
Sruktur
|
Proteksi,
penyangga, pergerakan
|
Kulit,
tulang, gigi, rambut, bulu, kuku, otot,
kepompong
|
Enzim
|
Katalisator
biologis
|
Semua
jenis enzim dalam tubuh
|
Hormon
|
Pengaturan
fungsi
Tubuh
|
insulin
|
Trasport
|
Pergerakan
senyawa antar dan atau intra sel
|
Homoglobin
|
Pertahanan
|
Mempertahankan
diri
|
Antibodi
|
Racun
|
Penyerangan
|
Bisa
ular dan bisa laba-laba
|
Kontraktil
|
Sistem
kontraksi otot
|
Aktin,miosin
|
Reaksi Identifikasi Protein
No
|
Pereaksi
|
Reaksi
|
warna
|
1
|
Biuret
|
Protein + NaOH
+ CuSO4
|
Merah
Atau
ungu
|
2
|
xantoprotein
|
Protein + HNO3
|
kuning
|
3
|
Milon
|
Protein +
Milon
|
merah
|
Catatan: Millon = larutan merkuro dalam
asam nitrat
Setiap sel yang hidup
tersusun oleh protein. Protein merupakan bagian penting di dalam plasma sel.
Selain sebagai komponen pokok, protein juga tersedia sebagai cadagan makanan,
misalnya pada biji-bijian. Pada hewan dan manusia, protein tidak disimpan sebagai
cadangan makanan.
Kelebihan protein tidak
dapat disimpan dalam tubuh. Protein dan senyawa yang mengandung, N akan
dikeluarkan (diekskresi) melalui ginjal. Fungsi utama protein dalam tubuh
adalah sebagai zat pembangun, pembentuk sel yang baru ( pada reproduksi dan
pertumbuhan), dan pengganti sel-sel yang rusak. Selain itu, protein juga
bermanfaat untuk pembentuk senyawa lain (lemak, antibodi, karbohidrat, enzim
dan hormon), menjaga keseimbangan asam dan basa serta mempertahankan viskositas
(kekentalan) darah.
Protein berasal dari
sumber hewani dan tumbuhan (nabati). Protein hewani terkandung di dalam daging,
ikan, telur, susu, dan keju. Protein nabati terutama diperoleh dari
biji-bijian, kacang-kacangan, dan gandum.
C. Asam Amino
Asam amino adalah senyawa degan
molekul yang mengandung gugus fungsi amino (-NH2) dan karboksil
(-COOH). Dari hasil hidrolisis protein diperoleh 20 jenis asam amino. Selain
ratusan jenis asam amino hasil sintesis. Dalam asam-asam amino, gugus amino
(-NH2) selalu terikat pada atom karbon didekat gugus karboksil
(-COOH). Secara umum rumus molekul asam amino adalah sebagai berikut.
H O
H2N
R NH2
Jika gugus amino terikat pada atom C
setelah gugus karboksil maka disebut asam alfa
(
) amino. Jika gugus amino terikat pada
atom C kedua setelah gugus karboksil maka disebut asam beta (
) amino. Sedangkan jika gugus amino
terikat pada atom C ketiga setelah gugus karboksil, maka disebut asam gamma (
) amino. Berikut rumus struktur molekul
ketiga asam tersebut:
Atom C
alfa
NH2
Gambar
1 : Asam amino alfa
Atom C beta
NH2
Gambar
2 : Asam amino beta
AtomCgamma
NH2
Gambar
3 : Asam amino gamma
Asam amino yang ada di alam
hanyalah alfa amino, selanjutnya asam
amino yang akan dibicarakan adalah asam alfa
amino. Gugus alkil (R-) pada asam amino beraneka ragam. Kedua puluh jenis asam
amino hasil hidrolisis protein dibedakan atas perbedaan jenis gugus alkilnya.
Asam amino yang paling sederhana jika gugus R-nya berupa H, yaitu glisina
dengan rumus struktur molekul sebagai berikut.
NH2
NH2
Alanin Glisina
Sifat-sifat
Asam Amino :
·
Dapat membentuk ion zwitter, yaitu dalam
satu molekul terdapat kutub positif dan negatif sekaligus (molekul dipolar)
·
Amfoter, terdapat gugusan asam
(karboksilat) dan gugus basa (amina)
·
Kecuali glisin (asam amino paling
sederhana), semua asam amino bersifat optis aktif
a. Asam
Amino Esensial dan Non-esensial
Tidak
semua asam amino dapat disintesi dalam tubuh, ada sepuluh yang tidak dapat
disintesis, sehingga harus disuplai dari luar. Oleh karena itu, kita mengenal
asam amino esensial yaitu asam amino yang tidak dapat disintesis dalam tubuh,
ada 10 jenis asam amino yaitu : lisin, leusin, isoleusin, falin, fenilalanin,
metionin, trionin, triptofan, arginin dan histidin. Dan asam amino non-esensial
yaitu asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh, contoh asam amino
non-esensial ialah : glisin, alanin, prolin,serin, aspargin, glutamin, sistein,
tirosin, asam aspartat dan asam glutamat. Perhatikan tabel dibawah ini
Tabel
1
Asam
Amino Esensial dan Non-esensial
Asam amino Esensial
|
Kode
|
Asam Amino Nonesensial
|
Kode
|
Valin
|
Val
|
Glisin
|
Gly
|
Leusin
|
Leu
|
Alanin
|
Ala
|
Isoleusin
|
Lle
|
Serin
|
Ser
|
Treonin
|
Thr
|
Asam Glutamat
|
Glu
|
Lisin
|
Lys
|
Glutamin
|
Gln
|
Metionin
|
Met
|
Tirosin
|
Tyr
|
Fenilalanin
|
Phe
|
Sistein
|
Cys
|
Triptopan
|
Trp
|
Prolin
|
Pro
|
Histidin
|
His
|
Aspargin
|
Asn
|
Arginin
|
Arg
|
Asam Aspartat
|
Asp
|
b. Sifat
Amfoter Asam Amino
Molekul
asam amino mengandung gugus amina (-NH2) dan gugus karboksilat
(-COOH) sehingga dalam larutan air, asam amino dapat bersifat asam dan dapat
bersifat basa. Sifat asam amino tersebut dinamakan sifat amfoter.
Pembawa sifat asam
NH2 Pembawa
sifat basa
c. Ion
Zwitter
Gugus
amino (-NH2) pada asam amin bersifat basa (dapat mengikat proton, H+)
dan gugus karboksil (-COOH) bersifat asam (dapat memberi proton, H+).
Oleh karena itu, molekul asam amino dapat menjadi ion bermuatan ganda, yaitu
muatan positif dan negatif. Ion asam amino yang bermuatan ganda tersebut
dinamakan ion zwitter, seperti ditunjukkan di bawah ini
+
NH2
NH3-
Asam
amino ion
zwitter asam amino
d. Isomer
Optis dari Asam Amino
Hampir
semua asam amino bersifat optis aktif (dapat memutar bidang cahaya
terpolarisasi), kecuali glisina. Hal itu disebabkan molekul asam amino mengandung
atom C asimetris, kecuali glisina tidak mempunyai atom C asimetris. Atom C
asimetris ialah atom C yang mengikat 4 gugus yang berbeda. Perhatikan gambar
dibawah:
H H
NH2
NH2
Atom
C asimetris Glisina
tidak mempunyai atom C asimetris
D. Lemak
Lemak atau lipid berasal dari kata
lipos (bahasa Yunani), yaitu senyawa
biologis yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
nonpolar. Lemak dapat dipisahkan dari sel atau jaringan tubuh makhluk hidup
dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut dietil eter atau klorofom. Lemak
binatang, minyak nabati, fosfolipid, lilin, terpena, steroid, dan prostaglandin
termasuk golongan lemak (lipid).
· Lipid
adalah sekumpulan senyawa di dalam tubuh yang memiliki ciri-ciri yang serupa
dengan malam, gemuk (grease), atau minyak. Lipid tidak larut di dalam air
tetapi larut di dalam pelarut-pelarut organik. Karena bersifat hidrofobik,
golongan senyawa ini dapat dipakai tubuh sebagai sarana yang bermanfaat untuk
berbagai keperluan. Misalnya jenis lipid yang dikenal sebagai trigliserida
berfungsi sebagai bahan bakar yang penting. Senyawa ini sangat efisien untuk
dipakai sebagai simpanan bahan penghasil energi karena terkumpul dalam
butir-butir kecil yang hampir-hampir bebas air, membuatnya jauh lebih ringan
daripada timbunan karbohidrat setara yang sarat air.
· Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di
dalam air tetapi larut di dalam pelarut-pelarut organik.
Fungsi Lipid
Ada beberapa fungsi lipid di antaranya:
- Sebagai penyusun struktur membran sel
Dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk sel dan
mengatur aliran material-material.
2.
Sebagai cadangan energi
Lipid disimpan sebagai jaringan adiposa
3.
Sebagai
hormon dan vitamin
Hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan vitamin
membantu regulasi proses-proses biologis.
Jenis-jenis Lipid
Terdapat beberapa jenis lipid yaitu:
- Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
- Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida
- Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid
- Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam
5.
Struktur beberapa lipid umum. Di
bagian atas adalah asam oleat
dan kolesterol.Struktur bagian tengah adalah trigliserida yang terdiri dari rantai oleoil, stearoil, dan palmitoil yang melekat pada kerangka gliserol. Di bagian bawah adalah fosfolipid yang umum, fosfatidilkolina.
6.
Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon
alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar
seperti air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter
atau kloroform. Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya untuk
menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran
sel, dan sebagai pensinyalan molekul.
7.
Lipid adalah senyawa
organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid biologis
seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau "blok
bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi ke
dalam delapan kategori: asil lemak,
gliserolipid, gliserofosfolipid,
sfingolipid, sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta
lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan isoprena).
8.
Meskipun istilah lipid
kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam
lemak dan turunan-turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid,
juga metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki metabolisme untuk
memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat dihasilkan melalui cara
ini dan harus diperoleh melalui makanan.
Sifat dan Ciri-ciri
Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur
karbon(-CH2-CH2-CH2-)maka lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan
yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut
hanya di larutan yang apolar atau organik seperti: eter, Chloroform, atau
benzol.
Fungsi
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi
dasar bagi manusia, yaitu:
- Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
- Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel.
- Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.
- Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis
- Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh
dan komponen utama yang membentuk membran semua jenis sel. Lemak yang menjadi
makanan bagi manusia dan hewan lain adalah trigliserida, sterol, dan fosfolipid
membran yang ada pada hewan dan tumbuhan. Proses metabolisme lipid menyintesis
dan mengurangi cadangan lipid dan menghasilkan karakteristik lipid fungsional
dan struktural pada jaringan individu.
Fungsi Lainnya
Vitamin-vitamin yang "larut di dalam lemak" (A, D, E, dan K1)
– yang merupakan lipid berbasis isoprena – gizi esensial yang tersimpan di
dalam jaringan lemak dan hati, dengan rentang fungsi yang berbeda-beda. Asil-karnitina terlibat di dalam pengangkutan dan metabolisme asam lemak
di dalam dan di luar mitokondria,
di mana mereka mengalami oksidasi beta. Poliprenol dan turunan terfosforilasi juga memainkan peran
pengangkutan yang penting, di dalam kasus ini pengangkutan oligosakarida melalui membran. Fungsi gula fosfat poliprenol dan gula
difosfat poliprenol di dalam reaksi glikosilasi ekstra-sitoplasmik, di dalam
biosintesis polisakarida ekstraselular (misalnya, polimerisasi peptidoglikan di dalam bakteri), dan di dalam protein eukariotik N-glikosilasi. Kardiolipin adalah sub-kelas gliserofosfolipid yang mengandung empat
rantai asil dan tiga gugus gliserol yang tersedia melimpah khususnya pada
membran mitokondria bagian dalam. Mereka diyakini mengaktivasi enzim-enzim yang
terlibat dengan fosforilasi oksidatif.
Lipid memiliki reaksi kimia yang
khas, antara lain:
a.
Hidrolisis
Hidrolisis lipid seperti triasilgliserol dapat dilakukan secara enzimatik dengan bantuan lipase, menghasilkan asam-asam lemak dan gliserol. Sifat lipase pancreas dapat dimanfaatkan yang lebih suka memecahkan ikatan ester pada posisi 1 dan 3 daripada posisi 2 dari triasilgliserol (Harper, 1980).
Hidrolisis lipid seperti triasilgliserol dapat dilakukan secara enzimatik dengan bantuan lipase, menghasilkan asam-asam lemak dan gliserol. Sifat lipase pancreas dapat dimanfaatkan yang lebih suka memecahkan ikatan ester pada posisi 1 dan 3 daripada posisi 2 dari triasilgliserol (Harper, 1980).
b.
Penyabunan
Hidrolisis lemak oleh alkali disebut penyabunan. yang dihasilkan adalah gliserol dan garam alkali asam lemak yang disebut sabun (Harper, 1980).
Hidrolisis lemak oleh alkali disebut penyabunan. yang dihasilkan adalah gliserol dan garam alkali asam lemak yang disebut sabun (Harper, 1980).
c.
Penguraian (kerusakan, ketengikan) lipid
Ketengikan
adalah perubahan kimia yang menimbulkan bau dan rasa tidak enak pada lemak (Harper, 1980).
Penyebabnya
antara lain auto oksidasi, hidrolisis dan kegiatan bakteri (Riawan, 1990). Oksigen udara dianggap
menyerang ikatan rangkap pada asm lemak untuk membentuk ikatan peroksida.
Dengan demikian bilangan yodium turun, walaupun sedikit asam lemak bebas dan
gliserol dilepaskan. Timbal atau tembaga mengkatalisis ketengikan.
Mengasingkan
oksigen atau menambah zat antioksidan menghambat proses ketengikan.
Radikal-radikal bebas dihasilkan dihasilkan selama pembentukan peroksida, dan
ini dapat merusak jaringan-jaringan jidup kecuali terdapat antioksidan,
misalnya tokoferol (vitamin E) yang bereaksi radikal-radikal bebas
E. Asam Lemak
Asam lemak
(bahasa Inggris:
fatty acid, fatty acyls) adalah senyawa alifatik dengan gugus
karboksil. Bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan
merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah
dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan dan menentukan
nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang
terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida.
Perbandingan model asam
stearat (C18:0, atas), poke (C18:1, tengah), dan asam α-linolenat (C18:3, bawah). Posisi cis pada ikatan rangkap dua
mengakibatkan melengkungnya rantai dan mengubah perilaku fisik dan kimiawi
ketiga asam lemak ini. Pelengkungan tidak terjadi secara nyata pada ikatan rangkap
dengan posisi trans.
Asam lemak tidak lain adalah asam
alkanoat atau asam karboksilat dengan
rumus kimia R-COOH or R-CO2H. Contoh yang cukup sederhana misalnya
adalah H-COOH yang adalah asam
format, H3C-COOH yang adalah asam
asetat, H5C2-COOH yang adalah asam propionat, H7C3-COOH yang adalah asam butirat dan seterusnya mengikuti gugus alkil
yang mempunyai ikatan valensi tunggal, sehingga membentuk rumus bangun alkana.
Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak
dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam
lemak jenuh hanya memiliki ikatan
tunggal di antara atom-atom karbon
penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan
ganda di antara atom-atom karbon
penyusunnya.
Asam lemak merupakan asam
lemah, dan dalam air terdisosiasi
sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27° Celsius).
Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin
sukar larut.
Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah
bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh
mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan
oksidasi bagi asam lemak.
Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh
menjadikannya memiliki dua bentuk: cis dan trans. Semua asam lemak nabati alami hanya memiliki bentuk cis
(dilambangkan dengan "Z", singkatan dari bahasa
Jerman zusammen). Asam lemak bentuk
trans (trans fatty acid, dilambangkan dengan "E",
singkatan dari bahasa Jerman entgegen) hanya diproduksi oleh sisa
metabolisme hewan atau dibuat secara sintetis. Akibat polarisasi atom H, asam
lemak cis memiliki rantai yang melengkung. Asam lemak trans
karena atom H-nya berseberangan tidak mengalami efek polarisasi yang kuat dan
rantainya tetap relatif lurus.
Ketengikan (Ingg. rancidity) terjadi karena asam lemak pada
suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau oksidasi
menjadi hidrokarbon,
alkanal, atau keton,
serta sedikit epoksi
dan alkohol (alkanol). Bau yang kurang sedap muncul akibat
Beberapa aturan penamaan dan simbol telah dibuat untuk
menunjukkan karakteristik suatu asam lemak.
Nama sistematik dibuat untuk menunjukkan banyaknya atom C
yang menyusunnya (lihat asam
alkanoat). Angka di depan nama menunjukkan
posisi ikatan ganda setelah atom pada posisi tersebut. Contoh: asam 9-dekanoat,
adalah asam dengan 10 atom C dan satu ikatan ganda setelah atom C ke-9 dari
pangkal (gugus karboksil).
Nama lebih lengkap diberikan dengan memberi tanda delta (Δ) di depan bilangan
posisi ikatan ganda. Contoh: asam Δ9-dekanoat.
Simbol C diikuti angka menunjukkan banyaknya atom C yang
menyusunnya; angka di belakang titikdua menunjukkan banyaknya ikatan
ganda di antara rantai C-nya). Contoh:
C18:1, berarti asam lemak berantai C sebanyak 18 dengan satu ikatan ganda.
Beberapa Asam Lemak
Berdasarkan panjang rantai atom karbon (C), berikut sejumlah
asam lemak alami (bukan sintetis) yang dikenal. Nama yang disebut lebih dahulu
adalah nama sistematik dari IUPAC
dan diikuti dengan nama trivialnya:
NOMENKLATUR
Asam lemak jenuh = Jumlah C + Anoat
Asam lemak jenuh = Jumlah C + Anoat
Asam lemak tidak jenuh = jumlah C + Enoat
- Asam oktanoat (C8:0), asam kaprilat.
- Asam dekanoat (C10:0), asam kaprat.
- Asam dodekanoat (C12:0), asam laurat.
- Asam 9-dodekenoat (C12:1), asam lauroleinat, ω-3.
- Asam tetradekanoat (C14:0), asam miristat.
- Asam 9-tetradekenoat (C14:1), asam miristoleinat, ω-5.
- Asam heksadekanoat (C16:0), asam palmitat.
- Asam 9-heksadekenoat (C16:1), asam palmitoleinat, ω-7.
- Asam oktadekanoat (C18:0), asam stearat.
- Asam 6-oktadekenoat (C18:1), asam petroselat, ω-12.
- Asam 9-oktadekenoat (C18:1), asam oleat, ω-9.
- Asam 9-hidroksioktadekenoat (C18:1), asam ricinoleat, ω-9, OH-7.
- Asam 9,12-oktadekadienoat (C18:2), asam linoleat, ω-6, ω-9.
- Asam 9,12,15-oktadekatrienoat (C18:3), asam α-linolenat, ω-3, ω-6, ω-9.
- Asam 6,9,12-oktadekatrienoat (C18:3), asam γ-linolenat, ω-6, ω-9, ω-12.
- Asam 8,10,12-oktadekatrienoat (C18:3), asam kalendulat, ω-6, ω-8, ω-10.
- Asam 9,11,13-oktadekatrienoat (C18:3), asam α-elaeostearat, ω-7, ω-9, ω-11.
- Asam 9,11,13,15-oktadekatetraenoat (C18:4), asam α-parinarat, ω-3, ω-5, ω-7, ω-9.
- Asam eikosanoat (C20:0), asam arakidat.
- Asam 5,8,11,14-eikosatetraenoat (C20:4), asam arakidonat, ω-6, ω-9, ω-12, ω-15.
- Asam 9-eikosenoat (C20:1), asam gadoleinat, ω-11.
- Asam 11-eikosenoat (C20:1), asam eikosenat, ω-9.
- Asam dokosanoat (C22:0), asam behenat.
- Asam 13-dokosenoat (C22:1), asam erukat, ω-9.
- Asam tetrakosanoat (C24:0), asam lignoserat.
- Asam 15-tetrakosenoat (C24:1), asam nervonat, ω-9.
- Asam heksakosanoat (C26:0), asam cerotat.
Biosintesis Asam Lemak
Pada daun hijau tumbuhan, asam lemak diproduksi di kloroplas. Pada bagian lain tumbuhan dan pada sel hewan (dan
manusia), asam lemak dibuat di sitosol. Proses esterifikasi (pengikatan menjadi lipida) umumnya terjadi pada sitoplasma, dan minyak (atau lemak) disimpan pada oleosom. Banyak spesies tanaman menyimpan lemak pada bijinya
(biasanya pada bagian kotiledon)
yang ditransfer dari daun dan organ berkloroplas lain. Beberapa tanaman
penghasil lemak terpenting adalah kedelai, kapas,
kacang
tanah, jarak, raps/kanola, kelapa,
kelapa
sawit, jagung dan zaitun.
Proses biokimia sintesis asam lemak pada hewan dan tumbuhan
relatif sama. Berbeda dengan tumbuhan, yang mampu membuat sendiri kebutuhan
asam lemaknya, hewan kadang kala tidak mampu memproduksi atau mencukupi
kebutuhan asam lemak tertentu. Asam lemak yang harus dipasok dari luar ini
dikenal sebagai asam lemak esensial
karena organisme yang memerlukan tidak memiliki cukup enzim untuk membentuknya.
Biosintesis asam lemak alami merupakan cabang dari daur Calvin, yang memproduksi glukosa dan asetil-KoA.
Proses berikut ini terjadi pada daun hijau tumbuh-tumbuhan dan memiliki
sejumlah variasi.
Kompleks-enzim
asilsintase III (KAS-III) memadukan malonil-ACP (3C) dan asetil-KoA (2C) menjadi butiril-ACP (4C) melalui empat tahap (kondensasi,
reduksi, dehidrasi, reduksi) yang masing-masing memiliki enzim tersendiri.
Pemanjangan selanjutnya dilakukan secara bertahap, 2C setiap
tahapnya, menggunakan malonil-KoA, oleh KAS-I atau KAS-IV. KAS-I melakukan
pemanjangan hingga 16C, sementara KAS-IV hanya mencapai 10C. Mulai dari 8C, di
setiap tahap pemanjangan gugus ACP dapat dilepas oleh enzim tioesterase untuk
menghasilkan asam lemak jenuh bebas dan ACP. Asam lemak bebas ini kemudian
dikeluarkan dari kloroplas untuk diproses lebih lanjut di sitoplasma, yang dapat berupa pembentukan ikatan ganda atau esterifikasi dengan gliserol menjadi trigliserida (minyak
atau lemak).
Pemanjangan lebih lanjut hanya terjadi bila terdapat KAS-II
di kloroplas, yang memanjangkan palmitil-ACP (16C) menjadi stearil-ACP (18C).
Enzim Δ9-desaturase kemudian membentuk ikatan ganda, menghasilkan oleil-ACP.
Enzim tioesterase lalu melepas gugus ACP dari oleat. Selanjutnya, oleat keluar
dari kloroplas untuk mengalami perpanjangan lebih lanjut.
Nilai Gizi
Asam lemak mengandung energi tinggi (menghasilkan banyak ATP). Karena itu kebutuhan lemak dalam pangan diperlukan. Diet
rendah lemak dilakukan untuk menurunkan asupan energi dari makanan.
Asam lemak tak jenuh dianggap bernilai gizi lebih baik
karena lebih reaktif dan merupakan antioksidan di dalam tubuh.
Posisi ikatan ganda juga menentukan daya reaksinya. Semakin
dekat dengan ujung, ikatan ganda semakin mudah bereaksi. Karena itu, asam lemak Omega-3 dan Omega-6 (asam lemak esensial) lebih bernilai gizi dibandingkan
dengan asam lemak lainnya. Beberapa minyak nabati (misalnya α-linolenat) dan
minyak ikan laut banyak mengandung asam lemak esensial (lihat macam-macam asam
lemak).
Karena mudah terhidrolisis dan teroksidasi pada suhu ruang,
asam lemak yang dibiarkan terlalu lama akan turun nilai gizinya. Pengawetan
dapat dilakukan dengan menyimpannya pada suhu sejuk dan kering, serta
menghindarkannya dari kontak langsung dengan udara.
ASAM LEMAK
- Asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis ester gliserol/alkohol (lemak)
- Alamiah : atom C genap (sintesis dari unit 2 C)
- Rantai lurus, jenuh atau tidak jenuh
ASAM LEMAK
JENUH
- Asam asetat (CH3COOH)= anggota pertama
- Selanjutnya ada penambahan –CH2- antara –CH3 dan –COOH
ASAM LEMAK TIDAK JENUH
A. Monounsaturated (monoenoat)
B. Poliunsaturated (polienoat)
C. Eikosanoat (>20C)
Contoh : prostanoid, Prostaglandin, Prostasiklin, Tromboxan
D. Asam lemak lain = struktur macam-macam
- Gugus hidroksil = asam ricinoleat
- Gugus siklis = asam khaulmograt
ALKOHOL DALAM LIPID
- Gliserol
- Kolesterol
- Setilalkohol
- alkohol poliisoprenoid
SIFAT-SIFAT
FISIS ASAM LEMAK
- Tergantung panjang atom C & ketidak jenuhan asam lemak penyusunnya
- Titik lebur asam lemak C genap = panjang C
- Titik lebur asam lemak C genap = panjang C
- Titik lebur = jumlah ikatan rangkap
- TAG (3 asam lemaknya ³ 12 C ) = padat pada suhu tubuh
- TAG (3 asam lemak C18:2) = cair pada suhu dibawah 0oC
- Asil gliserol alam biasanya mengandung asam lemak campuran sesuai
dengan fungsinya.
- Lipid membran harus terdapat sebagai cairan >>> tidak jenuh dibanding
lipid
simpanan
- Lipid pada seseorang di suhu yang lebih dingin (kutub) > asam lemak tidak
simpanan
- Lipid pada seseorang di suhu yang lebih dingin (kutub) > asam lemak tidak
jenuh
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ø pH
menurut Sorensen, merupakan fungsi negatif logaritma dari konsentrasi ion H+
dalam suatu larutan, pH = -log [H+]
Ø Larutan
bersifat asam apabila harga pH < 7 , larutan bersifat netral apabila harga
pH = 7 dan larutan basa apabila harga pH-nya > 7.
Ø Harga
pH dapat ditentukan dengan menggunakan pH-meter atau indikator.
Ø Protein
tersusun atas asam-asam amino yang bergabung melalui ikatan peptida. Sebanyak
20 jenis asam amino diperoleh dari hidrolisis protein dan ratusan jenis hasil
sintesis. Asam amino bersifat amfoter dan ionnya bermuatan ganda (ion zwitter)
dan bersifat optis aktif (kecuali glisina).
Ø Protein
digolongkan berdasarkan komposisi kimianya (protein sederhana dan konjungsi),
berdasarkan bentuk (protein serat dan bujur telur), dan berdasarkan fungsi
biologis (7 golongan).
Ø Pengujian
protein dapat dilakukan dengan biuret, xantoproteat, dan timbal sulfida.
Ø Lemak
dan minyak merupakan trigliserida atau gliserida, yaitu triester dari gliserol
dengan asam lemak ( suatu asam karboksilat). Lemak dan minyak tidak larut dalam
air pada suhu kamar lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair.
Ø Kegunaan
lemak dan minyak antara lain sebagai bahan pembuat sabun, minyak goreng,
mentega, dan lain-lain.
B. Saran
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan karena
keterbatasan biaya dan fasilitas yang digunakan serta keterbatasan kemampuan.
Oleh karena itu, kiranya dapat dimaklumi.
DAFTAR
PUSTAKA
Horale,
dkk. 2007. Kimia 3. Jakarta: Yudistira.
Tim
Tentor Ahli. 2011. Target Nomor 1 Masuk
UI, ITB, UGM, IPB, UNDIP Perguruan Tinggi Favorit Ipa. Yogyakarta: Redaksi
Kendi Mas Media.
Biologi
LIPI http://www.biologi.lipi.go.id/
Sudarmo,
Unggul. 2006. Kimia. Surakarta: Phibeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar