Kamis, 16 Januari 2014

Laporan Lengkap Praktikum Ilmu Tanah dan Evaluasi Lahan Hutan



I.                  PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Ilmu tanah adalah pengkajian terhadap tanah sebagai sumber daya alam. Dalam ilmu ini dipelajari berbagai aspek tentang tanah, seperti pembentukan, klasifikasi, pemetaan, berbagai karakteristik fisik, kimiawi, biologis, kesuburannya, sekaligus mengenai pemanfaatan dan pengelolaannya. Tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) dan atmosfer. Tanah menjadi tempat tumbuh tumbuhan dan mendukung kehidupan hewan dan manusia.

Profil tanah merupakan penampang tegak tanah yang memperlihatkan berbagai lapisan tanah. Pengamatan profil sangat penting dalam mempelajari sifat-sifat tanah secara cepat dilapangan, terutama yang berkaitan dengan genetis dan klasifikasi tanah. Sidik cepat beberapa sifat fisik, kimia dan biologi tanah juga biasanya dilakukan dengan bersamaan dan merupakan bagian pengamatan profil tanah. Evaluasi terhadap sifat-sifat tanah ini kemudian dilanjutkan secara lebih rinci di laboratorium dengan menggunakan contoh tanah.

Contoh tanah dibedakan atas beberapa macam tergantung pada tujuan dan cara pengambilan. Bila contoh tanah diambil pada setiap lapisan untuk mempelajari perkembangan profil menetapkan jenis tanah maka disebut “contoh tanah satelit”. Contoh tanah yang diambil dari beberapa tempat dan digabung untuk menilai tingkat kesuburan tanah disebut “contoh tanah komposit”. Pengambilan contoh tanah secara komposit dapat menghemat biaya analisis bila dibandingkan dengan pengambilan secara individu. Adalagi contoh tanah yang diambil dengan pengambilan sampel (care) dan disebut dengan contoh tanah utuh, yang biasanya digunakan untuk menetapkan sifat tanah disebut contoh tanah utuh karena strukturnya asli seperti apa adanya di lapangan sedangkan contoh tanah yang sebagian atau seluruh strukturnya telah rusak disebut contoh tanah terganggu.
Setiap ahli kehutanan atau ahli ekologi hutan telah mengetahui bahwa di dalam menilai lokasi hutan, kita harus memperhatikan ekosistem hutan atau kawasan hutan secara keseluruhan.  Interaksi di antara berbagai faktor lingkugan terutama sifat lahan dalam kaitannya dengan produktivitas hutan sudah lama diketahui, sehingga dalam mengevaluasi lahan hutan perlu pertimbangan terhadap faktor-faktor lingkungan tersebut. Evaluasi lahan untuk kehutanan adalah pendekatan sistematik pd proses mencocokkan (fitting) kehutanan ke dalam perencanaan penggunaan lahan suatu negara atau wilayah tertentu (Van Goor, 1981).

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah.
Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat dan isi. Begitupula pada tanah Alfisol pada umunya, dasar penentuannya adalah pengukuran kehilangan berat dari suatu contoh tanah yang lebih lembab setelah dikeringkan pada suhu 105oC selama 24 jam. Kehilangan berat sama dengan berat air yang terdapat dalam contoh tanah. Kadar air (0) dihitung secara gravimetrik dengan satuan g / g, yaitu berat air yang terdapat di dalam suatu massa tanah kering (0 = tanah lembab-berat kering oven).
Bulk density tanah merupakan perilaku fisik yang menggambarkan tingkat kepadatan tanah, ruang pori tanah, kandungan bahan organik tanah, dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk porositas tanah menggambarkan kandungan air dan udara yang terdapat pada pori-pori tanah. Dan untuk permeabilitas tanah diartikan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada suatu media berpori dalam keadaan jenuh.

1.2         Tujuan dan Kegunaan
           Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui pH tanah pada Top Soil dan Sub Soil, mengetahui kadar air tanah hutan pada Top Soli dan Sub Soil, mengetahui bulk density tanah hutan pada Sub Soil, mengetahui ruang porositas tanah hutan dan mengetahui permeabilitas tanah hutan.
              Kegunaan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat menentukan pH tanah pada contoh tanah Sub soil dan Top soil, dapat menghitung kadar air tanah hutan pada Sub soil dan Top soil, dapat menghitung bulk density tanah hutan pada Sub Soil, dapat menghitung ruang porositas tanah hutan dan permeabilitas tanah hutan.
II.               TINJAUAN PUSTAKA
Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah (horizon/ lapisan/ solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti. Sifat-sifat fisika tanah, dapat kita analisis melalui dua aspek, yaitu dispersi dan fraksinasi ( Agus, Cahyono. 1998 ).
Contoh tanah adalah suatu volum massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti secara lebih detail di laboratorium (Agus et.al,2008).
Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan dengan 2 teknik dasar yaitu pengambilan contoh tanah secara utuh/tak terusik dan pengambilan contoh tanah tak utuh atau terusik (Agus et.al,2008).  Fraksinasi adalah penganalisisan sifat-sifat fisika tanah dengan cara memisahkan butir-butir primer tanah tersebut.
Menurut JACOBS JOFFE, 1949, seorang ahli tanah berkebangsaan Amerika, mengatakan tanah adalah bangunan alam yang tersusun atas horison-horison yang terdiri atas bahan-bahan mineral dan organik, biasanya tidak padu (unconsolidated) mempunyai tebal yang tidak sama dan berbeda dengan bahan induk yang ada di bawahnya dalam hal morfologi, sifat, dan susunan fisik maupun kimia serta laksana-laksana biologi (Bale, Anwar)
            Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir (sand) (berdiameter 2,00-0,20 mm), debu (silt) (berdiameter 0,2-0,002 mm), dan liat (clay). Terasa kasar, tanpa rasa licin dan tanpa rasa lengket, serta tidak bisa membentuk gulungan atau lempengan kontinyu, berarti tanah bertekstur pasiran. Jika partikel tanah terasa halus, lengket, dan dapat dibuat gulungan atau lempengan kontinyu, berarti tanah bertekstur liat. Tanah bertekstur debu akan mempunyai partike-partikel yang terasa agak halus dan licin tetapi tidak lengket, serta gulungan atau lempengan yang terbentuk rapuh. Tanah bertekstur lempung akan mempunyai partikel-partikel yang mempunyai rasa ketiganya secara proporsional (Ali, Kemas, 2005).
Warna tanah yang sering kita jumpai adalah warna kuning, merah, coklat, putih, dan hitam.  Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas warna tanah adalah, sebagai berikut :
 Kadar lengas dan tingkat hidratasi
 Kadar bahan organik
 Kadar dan mutu mineral
(Mulyani, Mul, 2002).
              Struktur tanah adalah susunan ikatan partikel-partikel satu dengan yang lain. Ikatan partikel/zarah itu berwujud atau dinamakan agregat.
Penggolongan tipe sruktur :
1. Tipe lempung: mempunyai horizontal lebih panjang daripada vertikalnya.
2. Tipe tiang: ukuran agregat vertikal lebih panjang daripada horizontal.
3. Tipe gumpal: ukuran agregat vertikal dan horizontal sama panjangnya.
4. Tipe remah: agregatnya berbentuk butir-butir yang saling mengikat seperti irisan roti.
5. Tipe granuler: berbentuk butir-butir yang lepas-lepas, antara butir satu dengan yang lainnya tidak ada ikatan.
6. Tipe berbutir tunggal: tanah tidak membentuk agregat tanah, berbutir tunggal.
7. Tipe pejal: merupakan kesatuan ikatan partikel-partikel yang mampat.
(Bale, Anwar).
Ada beberapa macam definisi tanah, menurut Joffe dan Marbut ( ahli ilmu tanah dari USA ), tanah adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam atau natural forces terhadap bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi.  Tanah tersusun atas : bahan mineral, udara dan air tanah. Susunan utama tanah berdasarkan volume dari jenis tanah dengan tekstur berlempung, berdebu dengan catatan tanaman dapat tumbuh dengan baik yaitu udara 25 %, air 25 %, mineral 45 % dan bahan organik 5 %.
Horison adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukkan tanah. Horison-horison yang menyusun profil tanah dari atas ke bawah adalah :
a.    Horison O
Horison ini diketemukan pada tanah di dalam hutan yang belum terganggu dan merupakan horison organik yang terbentuk di atas lapisan mineral. Horison ini terdiri dari horison O1 yang mana bentuk asli sisa-sisa tanaman masih dapat dibedakan dengan jelas dan O2 dimana sisa-sisa tanaman tidak dapat dibedakan dengan jelas.

b.    Horison A
Horison A nerupakan horison yang berada di permukaan tanah yang terdiri atas campuran antara bahan organik dan bahan mineral dan merupakan horison pencucian atau eliviasi dari bahan-bahan seperti liat, asam-asam organik serta kation-kation terutama Ca, K, Na dan Mg.
c.    Horison C
Horison ini merupakan lapisan bahan induk tanah yang telah mengalami pelapukan. Proses pelapukkan yang terjadi pada horison ini baru pada tahap pelapukan fisik dan belum mengalami perubahan secara kimiawi. Pengaruh mahluk hidup belum mencapai horison ini.
d.   Horison D atau R
Horison merupakan sumber bahan penyusun tanah yang sangat menentukan sifat-sifat tanah yang terbentuk. Tanah yang berkembang dengan berbagai proses tersebut memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda. Perbedaan itu meliputi : perbedaan sifat profil tanah seperti dan susunan horison, kedalaman solum tanah, kandungan bahan-bahan organik dan liat, Kandungan air dan sebagainya.
Batas suatu horison dengan horison lain dalam suatu profil tanah dapat dilihat dengan jelas atau baur. Disamping itu bentuk topografi dan batas horison dapat rata, berombak. Tidak teratur dan terputus. Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, penyebab perbedaan warna pada umumnya karena perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah akan semakin gelap, warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna baku dalam buku “Munsell Soil Color Chart” dalam warna baku disusun oleh 3 variabel yaitu Hue, Value dan Chroma.
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Berdasarkan perbandingan butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur yaitu :
·      Kasar terdiri dari pasir dan pasir berlempung
·      Agak kasar terdiri dari lempung berpasir dan lempung berpasir halus.
·      Sedang : lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung bedebu dan debu
·      Agak halus : lempung liat, lempung liat berpasir, dan lempung liat berdebu.
·      Halus : liat berpasir, liat berdebu dan liat.
Untuk mengukur baisanya digunakan segitiga tekstur tanah. Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir tanah. Gumpalan struktur terjadi karena butir-butir pasir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti bahan organik, oksidasi dan lain-lain. Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir tanah atau daya adhesi butir tanah dengan benda lain.
Bulk density, menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori tanah, dinyatakan dalam gram/cm3. Pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara dan air). Terbagi atas pori makro dan mikro. Cole merupakan sifat mengembang ( bila basah ) dan mengerut ( bila kering ). Nilai-Nematoda merupakan nilai untuk menunjukkan tingkat kematangan tanah. Sifat – sifat lain dari tanah yaitu keadaan batuan pada ( pan ), kedalaman efektif dan lereng.
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari :
a.    Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air.
b.    Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi.
c.    Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktivitas, dan mempertahankan turgornya.
d.   Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya matrik tanah.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid, 2010).
              Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan  untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 1982).
              Kadar air dalam tanah Alfisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron.  Daya pengikat butir-butir tanah Alfisol terhadap air adalah besar dan dapat menandingi kekuatan tanaman yang tingkat tinggi dengan baik begitupun pada tanah Inceptisol dan Vertisol, karena itu tidak semua air tanah dapat diamati dan ditanami oleh tumbuhan (Hardjowigeno, S., 1993).
              Volume seluruh pori-pori dalam suatu volume tanah utuh disebut ruang pori total dimana dinyatakan dalam %. Kesukaran biasa timbul dalam mendapatkan berat jenis butiran karena ini merupakan fungsi dari perbandingan antara komponen dan bahan organik tanah. Berat jenis butiran untuk tanah mineral diambil rata-rata 2,65, sedangkan untuk tanah organik diambil rata-rata 1,45 (Lembar Modul).
              Untuk dapat mengetahui permeabilitas secara kuantitatif dalam keadaan jenuh dilakukan dengan mengikuti cara yang dikemukakan oleh De Boodt (1967) berdasarkan hukum Darcy, dimana K = Q/t x Tr/h x 1/A (Lembar Modul).

III.           METODE PRAKTEK
3.2                   Alat dan Bahan
Alat - alat yang digunakan pada saat praktikum dilapangan adalah, Karung, Cangkul, Skop, Parang, Linggis, Pita ukur, Ring, Alat tulis - menulis, Cutter, Palu - palu dan Alat dokumentasi.
Bahan - bahan yang yang digunakan pada saat praktikum dilapangan adalah, Plastik gula 1 pak ukuran 1 Kg dan Karet gelang.
Alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum di Laboratorium, sebagai berikut :
v pH tanah
Alat yang digunakan adalah lumpang takar (penggerus) dan alu.
Bahan yang digunakan adalah Kertas, Sampel tanah, Aqua plastik dan Kertas Lakmus.
v Kadar air tanah
Alat yang digunakan adalah Neraca analitik, cawan alumunium atau petridish, oven listrik yang memiliki kemampuan suhu 1100 c.
Bahan yang digunakan adalah Sampel tanah.
v Bulk Density (BD)
Alat yang digunakan adalah Tabung (ring sampel), neraca analitik, oven listrik yang memiliki kemampuan suhu 1050C penjepit, wadah/cawan, kaliper.
Bahan yang digunakan adalah Sampel tanah.
v Porositas tanah
Alat yang digunakan adalah Tabung (ring sampel).
Bahan yang digunakan adalah sampel tanah.
3.3                   Cara Kerja
Prosedur di lapangan :
1.    Membuat lubang ukuran 1 x 1 m pada kedalaman 1 m.
2.    Menganmbil sampel tanah top soil dan sob soil menggunakan ring.
3.    Untuk mengambil tanah, pertama-tama mengukur ke dalaman untuk top soil dan kedua untuk sub soil.
4.    Selanjutnya disimpan didalam kantong plastik dan diberi label.
Prosedur di laboratorium :
·      Mencari pH tanah untuk sob soil
1.    Tanah dimasukan kedalam wadah (lumpang takar) untuk dihaluskan dan dirumbuk hingga halus.
2.    Kemudian mengambil kertas (dengan berat = 0,049 gram) untuk dijadikan wadah dengan melalui proses penimbangan terlebih dahulu.
3.    Sub soil yang telah halus diletakan diatas kertas (dengan berat 5 gram, setelah ditambahkan dengan berat kertas sebesar = 5,49 gram).
4.    Setelah ditimbang, dimasukan kedalam wadah plastik kemudian dicampurkan dengan air sesuai banyaknya pasir.
5.    Mengaduk air dan tanah hingga tanahnya tercampur atau selama 10 menit.
6.    Setelah itu, didiamkan hingga tanahnya mengendap.
7.    Kemudian memasukan kertas lakmus kedalam wadah tersebut. Untuk mengukur pH tanahnya hingga tercelup secara keseluruhan dan warnanya berubah atau selama 1 menit.
8.    Maka diketahui :
pH tanah sub soil = 6
Berarti indikasi tanahnya adalah Basa.
·      Mencari pH tanah untuk top soil
1.    Tanah di letakan pada wadah (lumpang takar) untuk ditumbuk hingga halus.
2.    Kemudian mengtambil kertas (dengan berat = 0,49 gram) untuk dijadikan wadah, melalui proses penimbangan terlebih dahulu.
3.    Top soil yang sudah halus tadi diletakan diatas (dengan berat kertas dengan berat 5 gram, setelah ditambahkan dengan berat kertas sebesar = 5,49 gram).
4.    Setelah ditimbang, kemudian memasukannya kedalam plastik , lalu mencampurkannya dengan air sesuai banyaknya pasir.
5.    Mengaduk hingga air dan tanahnya terampur atau selama 10 menit.
6.    Setelah itu, didiamkan hingga tanahnya mengendap.
7.    Kemudian memasukan kertas lakmus kedalam wadah tersebut untuk mengukur pH tanahnya hingga tercelup secara keseluruhan dan warnanya berubah, atau selama 1 menit.
8.    Maka diketahui :
pH tanah top soil = 7
Berarti indikasi tanahnya adalah netral.

·      Mencari Kadar Air tanah (KA) untuk top soil
1.    Mengambil contoh tanah tidak utuh (sampel tanah) sebanyak 54 gram untuk ditimbang dengan cawan.
2.    Menimbang contoh tanah beserta wadahnya untuk mendapatkan nilai berat basah dan berat cawan (BB+B kl)
3.    Memasukan contoh tanah beserta wadahnya kedalam oven selama 24 jam dengan suhu 1050 c.
4.    Setelah di oven selama 24 jam, kemudian mengambil contoh tanah tersebut beserta wadahnya untuk ditimbang dan untuk mendapatkan nilai dari (BB+B kl).
5.    Menimbang wadah bersihnya untuk mendapatkan nilai Bkl.
6.    Melakukan perhitungan penetapan kadar air tanah berdasarkan persen berat.
Dengan rumus :
         (Bb+Bkl) – (Bk+Bkl)   
Ka =                                       x 100 %
               (Bk + Bkl)


Keterangan :
Ka  = Kadar air tanah (%)
Bb  = Berat tanah basah dan wadah (g)
Bk  = Berat tanah kering dan wadah (g)
Bkl = Berat kaleng atau  wadah (g)




·      Mencari Kadar Air tanah (KA) untuk sub soil
1.    Mengambil contoh tanah tidak utuh (sampel tanah) sebanyak 5 gram untuk ditimbang dengan cawan.
2.    Menimbang contoh tanah beserta wadahnya untuk mendapatkan nilai berat basah dan berat dan berat cawan (BB + Bkl).
3.    Memasukan contoh tranh beserta wadahnya kedalam oven selama 24 jam dengan suhu 1050 c.
4.    Setelah di oven selam 24 jam, kemudian mengambil cotoh tanah tersebut beserta wadahnya untuk ditimbang dan untuk mendapatkan nilai (Bk + Bkl).
5.    Menimbang wadah bersihnya untuk mendapatkan nilai Bkl.
6.    Melakukan perhitungan penetapan kadar air tanah berdasarkan persen berat.
Dengan rumus :

             (Bb + Bkl) – (Bk +Bkl )
Ka =                                                   x 100 %
                (Bk + Bkl ) – Bkl


·      Mencari Bulk Density (BD) untuk sub soil
1.    Mengambil contoh tanah utuh dari lapangan dengan menggunakan ring sampel.
2.    Meratakan ujung atas-bawah ring (tabung) sehingga didapatkan permukaan tanah yang benar-benar rata dengan permukaan ujung tabung.
3.    Meletakkan contoh tanah basah ke dalam cawan dan selanjutnya memasukkan ke dalam oven.
4.    Memanaskan contoh tanah  selama 24 jam dengan suhu 1050C.
5.    Mengeluarkan contoh tanah secara hati-hati dan mendiamkan contoh tanah agar suhunya stabil hingga dingin.
6.    Menimbang contoh tanah dengan wadahnya dengan menggunakan neraca analitik hingga mendapatkan nilai (Bk + Bkl)
7.    Membersihkan contoh tanah dari dalam tabung/ring dan selanjutnya ditimbang bersih dan didapatkan nilai Bkl (Berat tabung + cawan)
8.    Menetapkan Bulk Density berdasarkan rumus :
             (Bk +Bkl ) – Bkl ring
BD =                                                  
                         V ring
Keterangan :
BD = Bulk Density tanah (g/cm3)
Bk  = Berat tanah kering oven (gr)
Bkl = Berat tabung dan cawan (g)
V    = Volume tabung (cm3)

·      Mencari Ruang Porositas Tanah (RPT)
1.    Contoh tanah diambil dari lapangan dengan menggunakan ring sampel.
2.    Mencari nilai BD dengan rumus mencari Bulk Density
3.    Mengambil berat jenis butiran untuk tanah mineral, diambil dengan rata-rata 2,65.
4.    Mencari ruang pori tanah dengan rumus :
Keterangan :
RPT = Ruang Porositas Tanah (%)
BD  = Bulk Density (g/cm3)

·      Mencari Permeabilitas tanah
1.    Mempersiapkan alat penetapan permeabilitas yang akan digunakan.
2.    Menyiapkan stopwatch/penghitung waktu untuk menghitung nilai “Q”.
3.    Menghitung kecepatan dan jumlah pengukuran (Q total) dalam waktu 1 jam, dengan pembagian waktu, Q 15 menit, Q 30 menit, Q 45 menit, dan Q 60 menit.
4.    Menyiapkan air sebanyak 10-15 liter.
5.    Setelah itu, lepas pentup selang untuk mengalirkan air dan langsung menghitung waktunya dengan stopwatch.
6.    Mengambil rata-rata dari pengukuran tadi.
7.    Menghitung nilai permeabilitas tanah, dengan rumus :
K =

Keterangan :
K = Permeabilitas (cm/jam)
Q = Banyak air yang mengalir setiap pengukuran (ml)
t  = Waktu pengukuran (jam)
Tr = Tinggi ring = 6,5 (cm)
h = 6,2
A = Luas permukaan contoh tanah (cm2) =   . r2


IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1                   Hasil
Dari pengamatan di lapangan yang telah dilakukan maka didapatkan hasil, sebagai berikut :
1.    Pengambilan sampel kesuburan tanah, kelompok 5 bagian arah Tenggara, untuk lapisan top soil = 0 – 15 cm dan untuk lapisan sub soil = 15 – 30 cm.
2.    Pengambilan sampel tanah dengan ukuran 1 x 1 m,  ke dalaman 92 cm adalah, sebagai berikut:

·      Tabel Pengambilan Data
Tabel 1. Tabel Pengambilan Data
No. lapangan
P1 / KHT A
…………………
…………………
…………………
Simbol lapisan
1
2
3
4
Dalam lapisan (CM)
32 cm
9 cm
28 cm
31 cm
Batas Lapisan
a
c
g
d
a
c
g
d
a
c
g
d
a
c
g
d
Batas topografi
b
s
w
i
b
s
w
i
b
s
w
i
b
s
w
i
Warna
Kuning kecoklatan
sangat coklat
kuning kecoklatan
kuning kecoklatan
Tekstur

gr


gr


gr


gr

s
cl
1
s
cl
1
s
cl
1
s
cl
1

si


si


si


si

Struktur
0


0


0


0



VF
p

VF
p

VF
p

VF
p


cp


cp


cp


cp
1
F
ab
1
F
ab
1
F
ab
1
F
ab


b


b


b


b
2
M
sb
2
M
sb
2
M
sb
2
M
sb


g


g


g


g

C
cr

C
cr

C
cr

C
cr
3

1
3

1
3

1
3

1

VC
m

VC
m

VC
m

VC
m
Konsistensi
B
L
K
B
L
K
B
L
K
B
L
K
so
1
1
so
1
1
so
1
1
so
1
1
ss
vf
s
ss
vf
s
ss
vf
s
ss
vf
s
s
f
sh
s
f
sh
s
f
sh
s
f
sh
vs
t
h
vs
t
h
vs
t
h
vs
t
h
p
vt
vh
p
vt
vh
p
vt
vh
p
vt
vh
po
et
eh
po
et
eh
po
et
eh
po
et
eh
ps

ps

ps

ps

vp
vp
vp
vp
Karatan
sd
bi
ba
sd
bi
ba
sd
bi
ba
sd
bi
ba
    jumlah
   Ukuran
k
s
b
k
s
b
k
s
b
k
s
b
   Bandingan
b
j
n
b
j
n
b
j
n
b
j
n
   Batas
j
s
K
j
s
K
j
s
K
j
s
K
   Bentuk
bi
bs
li
bi
bs
li
bi
bs
li
bi
bs
li

ap
pi

ap
pi

ap
pi

ap
pi

Perakaran
vf
x
vf
x
vf
x
vf
x
f
f
f
f
f
f
f
f
m
c
m
c
m
c
m
c
c
m
c
m
c
m
c
m

vm

vm

vm

vm
Keterangan :
·      Untuk Jarak
Lapisan 1 = 32 cm
Lapisan 2 =   9 cm
Lapisan 3 = 28 cm
Lapisan 4 = 31 cm
·      Untuk Batas Lapisan
Lapisan 1 = sangat jelas, nyata (abrupt),  lebar peralihan lapisan < 2 cm, simbol (a)
Lapisan 2 = jelas (clear), lebar peralihan lapisan 2cm-5cm, simbol (c)
Lapisan 3= kabur, baur (defFuse), lebar peralihan lapisan > 12 cm, simbol (d)
Lapisan 4 = kabur, baur (defFuse), lebar peralihan lapisan > 12 cm, simbol (g)
·      Untuk Batas Topografi
Lapisan 1 = berombak (wavy), simbol (w)
Lapisan 2 = patah, terputus (broken), simbol (b)
Lapisan 3 = tidak teratur (ireguler), simbol (l)
Lapisan 4 = berombak (wavy) (w)
·      Untuk Warna
Lapisan 1 = Kuning kecokelatan
Lapisan 2 = Sangat cokelat
Lapisan 3 = Kuning kecokelatan
Lapisan 4 = Kuning kecokelatan
·      Untuk Tekstur
Lapisan 1 sampai lapisan 2 semua tekstur tanahnya Pasir (Sund), simbol (s).
·      Untuk Struktur
Lapisan 1 = Kuat, telah membuat Ped yang tahan lama, jika di pecah agak terasa ada tahanan yang di bedakan atas kuat dan cukup kuat
F : Halus (find)
ab=  Gumpal bersudut (Angular blocky)
Lapisan 2 = Sedang, sudah berbentuk ped dan jelas, masi dapat pecahkan
F : Halus (find)
ab=  Gumpal bersudut (Angular blocky)
Lapisan 3 = Sedang, sudah berbentuk ped dan jelas, masi dapat pecahkan
M : Sedang ( medium)
ab=  Gumpal bersudut (Angular blocky)
Lapisan 4 = f : Halus  (find)
cr =  Remah (crumb)
·      Untuk Konsistensi
Lapisan 1 = L =   lembab 
                           F =  gembur (Frible), jika dipijat kuat baru hancur
Lapisan 2 = L =   lembab 
Vf=  sangat gembur (very friable) jika di pijat muda hancur.
Lapisan 3 = L =   lembab 
 F =  gembur (Frible), jika dipijat kuat baru hancur
Lapisan 4 = L =  lembab 
 i =  Lepas (loost), tak ada adhesi butir-butir tanah.
              Dari pengamatan di laboratorium yang telah dilakukan maka didapatkan hasil, sebagai berikut :
·      Mencari pH tanah
-          Sub soil = pH 6, berarti Basa
-          Top soil = pH 7, berarti Netral

·      Mencari Kadar Air tanah (KA)
-          Top soil
Diketahui :           BB = 4,51 gr
                            Bkl = 14,74 gr
              BB + Bkl      = 19,25 gr
              Bk + Bkl       = 18,17 gr
Ditanya : Kadar Air tanah (KA) ?
Dijawab :
             (Bb + Bkl) – (Bk +Bkl )
Ka =                                                   x 100 %
                (Bk + Bkl ) – Bkl
             19, 25 – 18,17
Ka =                                       x 100 %
             18,17 – 14,74
             1,08
Ka =                   x 100 %
             3,43
                         Ka      = 31,5 %
-          Sub soil
Diketahui :           BB = 4,51 gr
                            Bkl = 14,21 gr
              BB + Bkl      = 18,72 gr
              Bk + Bkl       = 18,17 gr
Ditanya : Kadar Air tanah (KA) ?
Dijawab :
             Bb + Bkl) – (Bk +Bkl )
Ka =                                                   x 100 %
                (Bk + Bkl ) – Bkl
             18,72 – 18,17
Ka =                                       x 100 %
             18,17 – 14,21
             0,55
Ka =                   x 100 %
             3,96
                         Ka      = 13, 89 %
·      Mencari Bulk Density (BD) untuk Sub soil
Diketahui :          
              Bkl ring         = 198,80 gr
              Bk + Bkl       = 399,60 gr
              BB + Bkl      = 420,12 gr
              V ring            = t
                                    = 3,14 . 5,9
                                    = 135,05

Ditanya : Bulk Density (BD) ?
Dijawab :
             (Bk +Bkl ) – Bkl ring
BD =                                                   
                         V ring
             399,60 – 198,80
BD =                                     
                    135, 05
             200,8
BD = 
             135,05
                         BD = 1, 49 gr/cm3
·      Mencari Porositas tanah
Diketahui : BD = 1, 49 gr/cm3
                        Berat jenis butiran rata-rata = 2,65
Ditanya     : Ruang Porositas Tanah (RPT) ?
Dijawab    :

·      Mencari Permeabilitas tanah
Diketahui : Q 15 menit =    40 ml
Q 30 menit =    38 ml
Q 45 menit =    51 ml
Q 60 menit =    45 ml                 +
Q total        =    174 ml

t = 1 jam
T ring = 5,7
h = 6,2
A =  . r2 = 3,14 . 7,2 = 22,89
Ditanya : Permeabilitas tanah (K) ?
Dijawab :
              K =
              K =
              K = 174 x 0,92 x 0,046
              K = 7,36 cm/jam
Ket : Klasifikasi permeabilitas tanah menurut Uhland dan O’Neal (1951), adalah  termasuk kelas “agak cepat”.




4.2                   Pembahasan
              Pada pembahasan ini, dapat diuraikan dari hasil praktikum yang telah dilakukan bahwa tanaman atau tumbuhan yang hidup diatasnya kebanyakan Jati Emas Super (Tectona grandis L.f). Lapisan yang ditemukan pada praktikum ini ada 4 yaitu lapisan 1 (horison O), lapisan 2 (horison A), lapisan 3 (horison E), dan lapisan 4 (horison B).  Pembahasan masing-masing  horison adalah sebagai berikut :
·      Lapisan 1 ( 0 - 32 cm ). Merupakan horison di permukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral. Horison ini memiliki kedalaman 0-32 cm yang terletak atau batas horison atas dan dengan batas lapisan yang jelas. Warna tanah yang ditemukan pada horison ini adalah kuning kecokelatan artinya kandungan bahan organiknya sedikit. Pada tanah ini drainasenya tidak begitu baik. Tekstur tanah adalah pasir dimana rasa sangat kasar, tidak melekat dan tidak dapat dibentuk bola atau gulungan. Struktur tanahnya : gumpal bersudut, seperti kubus dengan sudut-sudut tajam. Konsistensi tanah pada horison ini bersifat gembur, dimana kandungan air mendekati kapasitas lapang, dengan batasan horizon yang jelas bergelombang.
·      Lapisan 2 (32-42 cm). Merupakan horizon dipermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan mineral. Horison ini memiliki kedalaman 32-43 cm yang terletak atau batas horison atas dan dengan batas lapisan yang halus. Warna tanah yang ditemukan pada horison ini adalah sangat cokelat artinya kandungan bahan organiknya sangat tinggi. Tekstur tanah adalah pasir. Struktur tanahnya : gumpal bersudut, seperti kubus dengan sudut-sudut tajam. Konsistensi tanah pada horison ini bersifat sangat gembur, dimana kandungan air mendekati kapasitas lapang, dengan batasan horizon yang terputus.
·      Lapisan 3 (43-71 cm). Merupakan horison iluviasi dari bahan yang tercuci diatasnya ( liat, debu, Fe, Al, bahan organik ). Horison ini memiliki kedalaman 43-71 cm yang terletak atau batas horison tengah dan dengan batas lapisan yang kasar berwarna cokelat. Warna tanah yang ditemukan pada horison ini adalah kuning kecokelatan artinya kandungan bahan organiknya rendah. Tekstur tanah adalah pasir. Struktur tanahnya : medium. Konsistensi tanah pada horison ini bersifat gembur, dimana kandungan air mendekati kapasitas lapang, dengan batasan horizon yang tidak teratur.
·      Lapisan 4 (71-92 cm). Horison ini memiliki kedalaman 71-92 cm yang terletak atau batas horison tengah dan dengan batas lapisan yang berpasir. Warna tanah yang ditemukan pada horison ini adalah kuning kecokelatan artinya kandungan bahan organiknya rendah. Tekstur tanah adalah pasir. Struktur tanahnya : remah fain yang artinya bulat sangat poros. Konsistensi tanah pada horison ini bersifat lunak, yang gumpalan tanahnya mudah hancur bila diremas dimana tanah dalam keadaan kering angin, dengan batasan horizon yang bergelombang.
Setelah dilakukan pengamatan pada lapisan-lapisan tanah, dilakukan lagi pengamatan dan perhitungan pada pH tanah, Kadar air tanah, Bulk density, Porositas tanah dan permeabilitas tanah, maka diperoleh perbandingan perhitungan untuk lapisan Topsoil dan Subsoil pada masing-masing pengamatan.
Yang pertama pada pengamatan pH tanah , untuk topsoil diperoleh pHnya = 7, berarti tanah untuk topsoil tersebut bersifat netral  dan untuk subsoil diperoleh pHnya= 6, berarti tanah untuk subsoil tersebut bersifat basa.
Kemudian yang kedua pada pengamatan kadar air tanah (Ka) diperoleh perbandingan perhitungan, untuk lapisan topsoil adalah Ka = 31,5 % dan untuk lapisan subsoil adalah Ka = 13,9%. Penetapan kadar air tanah dilakukan dengan metode gravimetrik, menggunakan perbandingan diantar berat air dengan berat tanah. Kandungan air tanah ditetapkan dengan cara menimbang sejumlah sampel tanah dalam botol timbang dengan berat tertentu. Lalu disimpan atau dilakukan pengeringan dalam oven pada suhu 100 - 110 o C sampai beratnya tetap, selama 24 jam. Kemudian sampel tanah tersebut ditimbang kembali (berat kering).
Kemudian yang ketiga pada pengamatan bulk density (BD) diperoleh perbandingan perhitungan, untuk lapisan subsoil adalah BD = 1,5 gr/cm3. Tanah dengan vegetasi hutan yang kaya akan kandungan bahan organik cenderung mempunyai tingkat kepadatan tanah yang rendah dengan nilai bulk density yang rendah. Bulk density adalah berat suatu volume tanah dalam keadaan utuh. Bulk density pada tanah-tanah berpasir bisa sebesar 1,6 gr/cm3, sedangkan pada tanah agregat lempung dan tanah liat, bulk density bisa lebih rendah mencapai 1,1 gr/cm3.  Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi Bulk density berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya Bulk density kurang dari 0,85.
Kemudian yang keempat pada pengamatan ruang porositas tanah (RPT) diperoleh perbandingan perhitungan, adalah RPT = 43,8 %. Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanah erat kaitanya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar. Lalu apa keuntungan kita mengetahui porositas suatu tanah? Tinggi rendahnya porositas suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak.
Kemudian yang kelima pada pengamatan permeabilitas tanah (K) diperoleh perbandingan perhitungan, adalah K = 7,4 cm/jam. Permeabilitas secara kuantitatif diartikan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media yang berpori dalam keadaan jenuh. Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan tanah meloloskan air. Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan laju air larian. Pada ilmu tanah, permeabilitas didefenisikan secara kualitatif sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau lewat.
V.               PENUTUP
5.1                   Kesimpulan
              Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah profil tanah disusun oleh lapisan-lapisan tanah atau lebih dikenal dengan horison-horison. Dimana untuk lapisan top soilnya bersifat netral dan sub soilnya bersifat basa. Kadar air yang dimiliki lapisan top soil adalah 31,5 % dan sub soil adalah 13,9 %. Pada bulk density sub soilnya memiliki nilai 1,5 gr/cm3 dan ruang pori tanahnya bernilai 43,8 %. Dan untuk permeabilitas tanah memperoleh nilai  7,4 cm/jam.
5.2                   Saran
Praktikum Ilmu Tanah dan Evaluasi Lahan Hutan ini membutuhkan pemahaman teori yang cukup baik agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi kebingungan dan meminimalisir kesalahan yang terjadi. Setelah kita mampu memahami teori tersebut, baru kita mencoba mempraktekkannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Kemas . 2005 . Dasar-dasar Ilmu Tanah . PT Raja Grafindo Persada . Jakarta .
Bale, Anwar . Ilmu Tanah Hutan Program Diploma III . Fakultas Kehutanan UGM . Yogyakarta.

Harejowigeno, Sarwono. 1995. Ilmu Tanah. Cv. Akademika Pressindo. Jakarta
Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Pers : Jakarta.
Hardjowigeno.  S., 1993. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta.
Mulyani, Mul . 2002 . Pengantar Ilmu Tanah (Terbentuknya Tanah dan Tanah Pertanian) . Rineka Cipta . Jakarta .

. . . ., 2013. Lembar Modul : Penuntun Praktikum Ilmu Tanah. Fakultas Kehutanan UNTAD. Palu

Diakses pada tanggal 09 Januari 2013
Diakses pada tanggal 09 Januari 2013
http://nabilussalam.wordpress.com/2011/04/07/permeabilitas-tanah/
Diakses pada tanggal 09 Januari 2013


3 komentar: